Banyak juga dari sebagian orang yang berbuka dengan menu apa adanya. Seperti hari-hari biasanya. Bukan berarti tidak mengindahkan jerih payahnya seharian atau tidak menghormati Bulan Ramadhan. Hanya saja kesederhanaan dan gaya hidup minimalis yang diterapkan. Begitupun tidak semua orang ada pada taraf ekonomi yang berkecukupan.
Terlepas dari itu semua, setiap menjelang berbuka setiap orang pasti memiliki caranya tersendiri untuk menanti waktu berbuka. Nyareh malem misalnya. Nyareh malem adalah ngabubirit dalam bahasa Madura. Istilah nyareh malem tidak hanya diperuntukkan bagi kaum muda saja. Siapa saja, tua muda semuanya pasti pernah. Hanya saja caranya yang berbeda. Ada yang sekadar jalan-jalan, mengaji, berburu takjil di pasar dadakan, dan banyak lagi kegiatan untuk mengisi nyareh malem.
Terkadang kegiatan nyareh malem sering disalah gunakan oleh sebagian pemuda. Pasalnya, sering saya jumpai setelah ashar segerombolan pemuda berjejer duduk nongkrong di pinggir jalan yang sangat mengganggu pengendara. Lebih-lebih balap liar yang banyak digandrungi sebagian pemuda. Membuat macet, hingga terjadi kecelakaan. Sungguh sangat merugikan.
Alangkah eloknya jika dilakukan dengan hal positif setidaknya membantu orang tua menyiapkan buka puasa walau hanya memotong sayur atau membersihkan ikan. Sederhana tapi jauh lebih bermanfaat dari pada hanya nongkrong tak berfaedah dan pulang-pulang tanya hari ini buka apa.