Hosh... hosh...
Sepasang sejoli terlihat mesra sedang berboncengan di atas sepeda onthel, terlihat sang gadis dengan mesranya melingkarkan tangannya ke pinggang pemuda, dan pemuda dengan semangatnya memacu sepeda kumbang milik kekasihnya itu.
“Mas Bas, semangat banget ngayuh sepedanya sampe ngos-ngosan gitu” kata si Gadis
“Ayang tau gak, kenapa Mas Bas mengayuh sepeda ini dengan semangat?”
“Gak tau, emang kenapa mas?”
“Mas Bas saat ini sedang berlatih, berlatih biar Mas Bas cepat sampai menuju kepelaminan besamamu”
Mendengar rayuan maut tersebut, si gadis terlihat merah merona atas bawah dan dalam hati berkata
“Cemungut eaaaa”
***
Disuatu desa di lereng gunung Sindoro...
“Pak’e gak setuju kalo kamu jadian dengan Si Bain, emang dari kasta apa dia, gak sederajat dengan keluaraga kita. Masih banyak pemuda-pemuda desa ini yang lebih ganteng, kaya dan sederajat dengan keluarga kita”
“Tapi saya cinta denganya sepenuh hati Pak’e”
“Pokoknya Pak’e gak setuju. Titik”
Lelaki paru baya itu terlihat murka dihadapan anak gadisnya, Selsa nama gadis tersebut adalah seorang kembang desa di desanya, kecantikan sudah terkenal diseantero negeri, sudah banyak pemuda-pemuda kaya dan dari golongan bangsawan pun mencoba untuk merebut hatinya. Namun dari sekian banyak lelaki yang mencoba tidak ada satupun yang meluluhkan hatinya untuk memilih pemuda yang akan dijadikan tambatan hatinya.
Pertemuan dan perkenalan mereka pun cukup unik, Mas Bas adalah dewa penolong Selsa yang telah menyelamatkan harga diri dan kemaluan selsa di hadapan pemuda-pemuda yang telah di tolaknya. Ceritanya, pada suatu pagi ketika selsa sedang buang hajat disungai, kain penutupnya hanyut dan dimana pada saat itu banyak pemuda-pemuda yang sedang mengintip aktifitas rutinnya. Mas Bas yang kebetulan juga pada saat itu hendak menunaikan hajat juga, terpaksa membatalkan keinginannya ketika melihat segerombol pemuda yang dia ketahui namanya ada Elang langit, Herry FK, Arke, Hamzet sedang asyik mengintip dibalik semak-semak.
Dengan jantannya Mas Bas melepaskan kain sarung penutup bagian bawah tubuhnya untuk diserahkan ke Selsa dan selsa pun dengan senang hati menerima kain sarung ter sebut, namun bukannya berterima kasih selsa malah berteriak “Oouuwww”
Ternyata, Mas Bas tidak menggunakan celana dalam dibalik kain sarungnya wkkkkkkkkkk
Semenjak saat itulah tercipta rasa cinta diantara mereka
So sweettttttt....
***
Akhirnya laju sepeda pun berhenti, di tinggalkannya sepeda dan bersama selsa mereka berjalan bersama saling bergandengan tangan dihamparan perkebunan tembakau yang hijau.
“Mas Bas, hari ini adalah hari yang spesial, hari ini adalah jadian kita dan hari ini Mas Bas silakan mengambil milikku yang paling berharga dan aku rela meskipun Mas Bas meninggalkanku setelahnya”
Selsa pun langsung tidur-tiduran sambil mejamkan mata di atas kain sarung yang telah dihamparkan ditanah sebelumnya dan berharap Mas Bainnya melakukan sesuatu.
Mas Bain pun bangun dan berjalan menuju sepeda Selsa kemudian mengendarai sepeda tersebut meninggalkan Selsa seorang diri, tersadar hanya seorang diri disana selsa pun marah
“Dasar, pemuda idiot, mau dikasih daging enak gak mau”
Dan sejak saat itu diantara mereka sudah tidak pernah lagi bertemu dan hubungan mereka pun hanya sebatas di media sosial, merasa bersalah terhadap selsa dan agar tidak menjadi prasangkan, maka Mas Bas selalu menulis dan menapilkan Display Picture-nya berkaitan dengan masalalu dan hubungannya yang indah...