Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cahayaku Bersinar Lagi

22 Februari 2012   07:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:20 113 0
Banyak orang yang berkata bahwa “sesuatu itu akan indah pada waktunya”. Lama aku memikirkan tentang kata-kata itu, tapi aku tak ingin menunggu saat-saat indah itu aku ingin menjemput saat-saat itu agar diriku tetap dalam semangat yang tetap utuh untuk mengejar cita-citaku.

Cita-citaku saat ini hanya satu, agar study ku segera selesai dan tersematlah toga di atas kepalaku agar senyum indah tetap merekah di wajah kedua orang tuaku yang sekarang ini semakin menua. Hampir 2 bulan ini bimbingan skripsiku terhenti karena terkendala libur panjang dan padatnya kegiatan dari pembimbingku. Hampir saja aku lupa dengan judul skripsi ku ketika ada teman yang bertanya tentang judul skripsiku.

Hari ini aku beranikan diri untuk menghubungi beliau, pembibingku, yang sedang berada di negeri seberang. Aku kirimkan sebuah pesan dari layanan jejaring sosial kepada beliau

“Assallamualaikum

Untukmu bapak pembimbing 2 yang saya hormati dan saya harapkan bantuannya...

Pak, entah saya harus bercerita dengan siapa tentang keluh kesah saya mengenai skripsi ini. bulan Juli kemarin ayah saya bertanya kepada saya "Le, kapan wisudamu?" dan dengan senyuman yang mantap saya jawab "InsyaALLAh september pak, soale niki pembimbing satu sampun rampung."

Saya tak begitu kecewa ketika mendapati september lalu saya tak wisuda tapi kekecewaan dari kedua orang tua saya lah yang membuat diri ini merasa menjadi anak yang tak bertanggung jawab atas amanah yang dulu telah mereka berikan kepada saya.

Saya tahu bahwa setiap malam ayah saya selalu tahajud dan berdoa atas kelancaran study saya, dan saya tahu betapa akan bangganya mereka ketika melihat anak dari tukang bakso ini mengenakan toga diantara ribuan wisudawan nanti.

Pak, saya tahu anda mempunya pekerjaan yang begitu menumpuk apalagi anda sekarang sedang berada jauh di negeri seberang. Dan saya pun sebenarnya malu meminta anda untuk mendahulukan saya, tapi saya tak tahu lagi pak untuk berbuat apa lagi.

maaf jika kedatangan surat ini, menyinggung anda dan mengganggu kelancaran kegiatan bapak.

Wassalamualaikum...

Sungguh aku tak ingin di istimewakan oleh beliau atau aku tak ingin mengganggu kegiatan padat beliau tapi terlebih karena resah hati ini yang selalu memikirkan skripsi ini yang tak kunjung selelsai. Dan aku hanya membutuhkan teman untuk berbicara, dan aku putuskan untuk mencurahkan isi hati ini kepada beliau.

Kemudian keajaibanku,,, ah tapi ini lebih kepada rejekiku dan jika patut aku bilang ini adalah karuniaku, ternyata beliau masih menaruh perhatian kepada mahasiswanya dan tetap memenuhi tanggung jawabnya walau berada di negeri seberang. Beliau membalas pesanku dan beserta dengan draft skripsiku yang telah beliau koreksi.

“Terima kasih mas Agus, saya akan berusaha semaksimal mungkin membantu semua mahasiswa saya termasuk mas agus. maaf kalau mungkin draft anda terlalu lama berada di saya. biasanya memang yang menjadi korban pembimbing 2 karena pembimbing 1 sudah totalan. sementara kadang structure kalimat masih banyak yang perlu dibenahi. oleh karena itu biasanya saya meminta mahasiswa untuk terlebih dahulu meminta teman untuk melakukan proofreading. sementara ini saya akan berikan koreksi bab 5 anda, bab 6 insyaallah menyusul.”Balas beliau tak lama kemudian setelah saya kirim pesan kepada beliau.

Sungguh tak terkiranya perasaanku saat membaca pesan dari beliau, bahagia tentunya, semangat yang hampir luntur kini kembali lagi dengan nyala yang lebih besar dari sebelumnya. Aku tersenyum-senyum, kemudian tertawa, berjingkrak saat membaca pesan dari beliau dan tentunya aku tersenyum, tertawa, dan berjingkrak sendiri karena kebahagiaan ini hanya bisa aku rasakan sendiri.

Alhamdullillah...

Makasih ya pak telah memberi kebahagian di hari ini kepada saya. Maaf jika terlalu menyibukkan njenengan.Sekali lagi terima kasih bapak,,, ini sungguh berarti bagi saya..”balasku pada beliau.

sama-sama, semoga tetap semangat.” Jawab beliau singkat tapi begitu melapangkan dadaku.

Dan tak lama berselang beliau mengirim draft terakhir dari skripsiku yang telah beliau koreksi. Alangkah senangnya hati ini, sungguh benar ternyata isi surahA Lam Nasyrah 5-6 “Karena seseungguhnya sesudah kesulian itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”.

Hari ini sungguh begitu berwarna bagiku, aku dapatkan cahaya indah dariNYA dan cahaya itu diberikanNya lewat beliau bapak Nur Hidayat. Untuk keseribu kalinya, Terima kasih telah membawa cahaya itu untuk saya.

Tetaplah semangat Wan, tetaplah buat kedua orang tua tersenyum.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun