Manja, cengeng, dan suka mengeluhkan hal-hal sepele. Itulah tabiat Yona, seorang putri tunggal Kerajaan Kouka. Ia selalu mendapatkan apa pun yang diinginkannya. Ayah Yona, Raja Il, merupakan sosok raja yang disebut “pengecut” karena keengganannya berperang dan mengangkat senjata. Permaisurinya tewas ketika Yona masih sangat kecil.
Yona yang manja ini memiliki dua orang sahabat yang selalu bersama. Mereka ialah Haku dan Suwon. Diam-diam, ternyata Yona menyukai Suwon yang merupakan sepupunya sendiri. Ia selalu mengingat ketika mereka masih kanak-kanak, bermain dan berbuat jahil bersama. Yona tak pernah lupa kebaikan hati Suwon yang sabar menemani dan menghiburnya ketika ia sedang berduka atas meninggalnya sang ibu.
Namun, di malam ulang tahun Yona yang ke -16, gadis itu menyaksikan ayahnya sendiri tewas di tangan Suwon. Ternyata, telah terjadi kudeta untuk menggeser kedudukan Raja Il. Sadar dirinya kini sebatang kara, Yona melarikan diri bersama Haku, yang bertindak sebagai pengawalnya. Haku telah bersumpah setia pada Yona dan akan melindunginya dalam situasi apa pun.
Di tengah pelarian mereka, Haku terluka parah saat hendak melindungi Yona dari orang-orang kerajaan yang mengejarnya. Mereka ditemukan dan dirawat oleh Yun, seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa miskin wilayah Klan Api. Saat kondisi Yona dan Haku membaik, mereka bertemu Ikusu, pendeta yang ternyata tinggal bersama Yun. Ikusu meramalkan bahwa para ksatria naga akan kembali dan melindungi Kerajaan Kouka bersama sang raja.
Legenda Raja Hiryuu dan Empat Ksatria Naga
Untuk melindungi Raja Hiryuu, keempat naga meneteskan darah mereka masing-masing kepada ksatria-ksatria manusia yang berhati mulia. Para ksatria ini pun memiliki kekuatan sakti yang digunakan untuk mengabdi pada Raja Hiryuu. Mereka membentuk klan masing-masing. Dengan demikian, kekacauan pun bisa diredam.
Saat Raja Hiryuu tak mampu bergerak lagi, keempat ksatria naga pergi meninggalkan klan mereka. Namun, klan-klan tersebut tetap berkembang, menjadi lima klan yang melindungi Kerajaan Kouka hingga sekarang. Diyakini, hingga saat ini para keturunan ksatria naga itu masih ada, tersebar di seluruh penjuru negeri.
Para Ksatria Naga
Atas saran Ikusu, mereka melanjutkan pengembaraan mencari keempat ksatria naga. Yun juga turut serta dalam perjalanan mereka. Setelah melewati perjalanan panjang yang berbahaya dan melelahkan, Yona, Haku, dan Yun bertemu dengan empat ksatria naga tersebut. Mereka ialah Kija (Naga Putih), Shina (Naga Biru), Jeha (Naga Hijau), dan Zeno (Naga Kuning).
Tiap ksatria naga ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Meskipun demikian, mereka tetaplah manusia biasa yang kerap kali berbuat konyol. Berbagai petualangan seru dan menegangkan mereka hadapi bersama.
Yona, meskipun sudah dilindungi kawan-kawannya, tidak mau tinggal diam begitu saja. Ia berubah dari gadis manja menjadi sosok gadis yang pemberani. Yona mulai mahir memanah dan kini ia ingin menguasai ilmu pedang. Yona percaya, ia tidak bisa selamanya bergantung pada orang lain. Walaupun ilmunya belum seberapa, Yona memiliki tekad yang kuat untuk melindungi teman-temannya yang lain.
Persaudaraan Rombongan Naga
Yona, The Girl Standing in The Blush of Dawn merupakan manga shoujo alias manga ditujukan untuk para gadis remaja. Oleh karena itu, ceritanya pun pasti berbumbu kisah cinta antar para tokohnya. Namun, saya pribadi menganggap kisah cinta yang ditawarkan manga ini bukanlah kisah cinta yang norak atau picisan. Para tokoh kerap kali harus berhadapan dengan perasaan mereka sendiri. Merasakan konflik batin sebelum menyadari apakah yang dirasakannya memang cinta atau sebatas rasa sayang antarsesama kawan seperjuangan.
Hubungan Haku dan Yona sebagai atasan-bawahan-yang-bersahabat sedikit banyak mengingatkan saya pada Sam dan Frodo dari trilogi The Lord of The Rings. Tokoh utama, Yona dan Frodo, sama-sama mendapat cobaan berat, helpless, tetapi pemberani dan berjuang hingga akhir. Mereka sangat beruntung memiliki sahabat (sekaligus bawahan) yang setia seperti Haku dan Sam, yang melindungi majikan (sekaligus sahabat) bukan lagi karena kewajiban, tetapi karena rasa sayang.
Begitu pun dengan sahabat-sahabat mereka yang lain. Yun, Kija, Jeha, Shina, Zeno, dan bahkan Ao (tupai peliharaan Shina) sama setia dan beraninya seperti anggota Rombongan Pembawa Cincin yang turut melindungi Frodo dalam tugasnya menghancurkan cincin, yakni Aragorn, Legolas, Gimli, Boromir, Merry, Pippin, dan tentu saja Gandalf. Tidak ada maksud membandingkan, meskipun saya memang membaca manga ini di sela-sela membaca trilogi The Lord of The Rings juga. Mungkin, memang begitulah sejatinya sebuah perjalanan, akan terasa lebih ringan dengan hadirnya kawan-kawan yang saling mendampingi, melindungi, dan menyemangati di saatsenang maupun sukar. Perbedaan dan keunikan sifat serta tindak-tanduk setiap tokoh membuat perjalanan terasa lebih berwarna.
Saya pun menyukai penggambaran tokoh ksatria naga yang “membumi”. Meskipun memiliki kekuatan luar biasa, mereka tetaplah manusia biasa yang memiliki keunikan tersendiri. Tokoh favorit saya ialah Yun. Yun ialah seorang pencinta damai, suka membaca buku, dan memiliki minat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Saat pertama bertemu, ia bilang bahwa Yona adalah putri yang bodoh. Namun, Yun sadar bahwa dirinya sendiri pun tak ada bedanya. “Mempelajari ilmu pengetahuan tanpa mengalaminya langsung sama saja omong kosong,” katanya.
Yona, sebagai tokoh utama pun terus berkembang meninggalkan sosoknya yang manja dan cengeng. Ia tumbuh menjadi gadis yang pemberani dan bertekad kuat ingin melindungi rakyat Kerajaan Kouka serta orang-orang yang disayanginya. Saya rasa, ia bisa menjadi role model yang bagus untuk para pembaca yang mayoritas ialah gadis remaja. Oh iya, manga ini juga dilengkapi komik-komik side story yang jenaka dari Kusanagi-sensei lho.
Berikut ialah kutipan-kutipan favorit saya.
“Aku ingin cepat-cepat keluar dari sini, pergi ke ibu kota atau wilayah lain! Kalau sudah besar, aku ingin baca banyak buku. Ingin pergi ke tempat yang bisa belajar dengan bebas.”
-Yun (Yona volume 3)
Saya juga punya cita-cita yang sama dengan Yun! :’-)
“Jangan meremehkan anak perempuan! Ada waktunya di mana perempuan pun harus bertarung!”
-Kapten Gigan (Yona volume 6)
“Yang harus kau lakukan sekarang bukanlah memejamkan mata dan menyimpan semuanya sendirian. Tapi, bukalah matamu lebar-lebar. Kuasai kekuatanmu itu. Hanya orang yang kuat yang bisa melakukannya.”
-Yona (Yona volume 9)
Di Indonesia, Yona sudah terbit hingga volume kesepuluh. Menurut website m&c!, volume 10 baru saja terbit tanggal 29 Januari kemarin. Saya beruntung dihadiahi Yona volume 1—8 dari sahabat saya, Riana, yang waktu itu lagi magang di m&c! Thank you for introducing me to this awesome manga, Ri!
Buat kalian penyuka cerita fantasi, petualangan, dan kisah manga shoujo yang beda dari yang lain, manga ini highly reccommended deh!
Yona: The Girl Standing in The Blush of Dawn
Judul Asli Akatsuki No Yona
Oleh Mizuho Kusanagi
Diterjemahkan oleh Frisian Yuniardi (volume 1—4) dan Martina Rosmawati (volume 5—ongoing)
Penyunting Mustika Arum
Penerbit m&c! Comics (Kompas Gramedia Group)
Cetakan 2011—2014 (ongoing)
Harga Rp18.500,00/volume
(Adinda S.)