Kedua negara sama-sama bekas jajahan kolonialisme Jepang. Dalam konteks Perang Dingin, kedua negara sama-sama meniti resep developmentalism atau modernism a-la Amerika. Resep awalnya sama-sama mengundang investor asing (PMA) sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Juga sama-sama mengawali kebijakan industri nasionalnya melalui skema kebijakan substitusi impor, membangun industri dasar dan mendudukkan BUMN sebagai motor pembangunan, dan perlahan-lahan menggeser pendulum kebijakan diarahkan pada pendalaman industri dan industrialisasi orientasi ekspor disertai strategi penguatan klas borjuasi nasional (enterpreuneurship).