Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Yum Cha, Minum Teh yang Mengenyangkan : Cerita dr Hong Kong

28 Oktober 2013   18:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55 648 2
Sahabat, perlahan-lahan saya mulai berkenalan dengan budaya Kanton, atau Hong Kong. Hal pertama yang saya dapat adalah mengenai budaya makan. Orang-orang Hong Kong sangat suka makan di luar/restauran. Maka setiap rumah makan akan sangat ramai pada jam-jam makan.

Ada banyak alasan yang bisa menjelaskan, tetapi alasan utamanya adalah rumah mereka terlalu sempit. Sehingga mereka memilih pergi ke rumah makan untuk bersantap bersama. Maka, pergi ke restauran bukanlah aktivitas yang istimewa, itu adalah sesuatu yang sangat biasa. Sungguh tidak mengherankan kalau kita selalu melihat restauran-restauran selalu penuh pada jam makan. Apalagi pada musim liburan, hampir sulit kita mendapatkan tempat duduk di rumah makan idaman.

Oh iya, saya hendak bercerita mengenai Yum Cha. Istilah ini sangat populer di mana saja. Entah kita yang tinggal di Indonesia atau yang ada di negara barat sekalipun. Dulu sewaktu saya tinggal di Melbourne, ungkapan Yum Cha juga sangat populer. Bahkan ungkapan Yum Cha sangat dekat dengan istilah 'all you can eat'.

Ternyata artinya berbeda sama sekali. Yum Cha berarti minum teh. Tetapi mengapa acara Yum Cha bisa menjadi sangat menyenangkan? Karena teman minum teh adalah makanan berat. Biasanya kita menyebutnya Dim Sum. Ada berbagai macam Dim Sum. Ada sayuran, ikan/udang, ayam, sapi, babi, dll. Ada berpuluh-puluh macamnya. Kita bisa mencoba semua kalau kebetulan kita menyantapnya beramai-ramai.

Dim Sum ternyata memiliki arti yang sangat mendalam. Touch the heart. Karena begitu nikmatnya sehingga makanan itu sampai menyentuh hati terdalam. Bukan sekadar menyentuh rasa, tetapi sudah beyond taste. Wow itu sungguh luar biasa.

Ukuran dim sum yang sempurna biasanya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Orang barat mengatakannya bite size. Orang kampung saya mengatakan sak-emplok-an. Sehingga sekali sumpit, masukkan mulut, putar di sana, gigit, kunyah beberapa kali, dan telan. Itulah dim sum yang bite size.

Saya masih penasaran, mengapa acara makan-makan ini disebut Yum Cha. Yang prosesnya bisa lama sekali. Bahkan orang menggabung acara sarapan dan makan siang dalam Yum Cha. Tetapi orang Indonesia biasanya melakukannya pada jam sarapan saja. Orang Hong Kong melakukan Yum Cha menggabungkan sarapan dan makan siang. Orang barat menyebutnya brunch. Berasal dari kata breakfast dan lunch.

Setelah merenung, terutama karena kekenyangan, saya mulai paham mengapa acara makan-makan ini disebut Yum Cha, minum teh. Karena hanyateh-lah yang gratis. Kita bisa meminta teh sebanyak yang kita mau dan gratis. Ini cerita kedua saya dari Hong Kong.

Oh iya, kalua kebetulan kalian pergi ke Hong Kong, cobalah makan di pinggir kota, jangan di pusat-pusat kota. Bukan persoalan lebih murah, tetapi Anda akan merasakan suasan Hong Kong yang sebenarnya. Rumah makan yang memang dibuat untuk orang-orang Hong Kong sendiri, bukan untuk turis. Di sana kita akan merasakan suasana asli Hong Kong dan makanan yang asli juga. Selamat merayakan sumpah pemuda.

Hong Kong, 28/10/13

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun