Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bagaimanapun, UANG tetap BERBICARA

10 Januari 2010   22:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 182 0
Saya baru saja membaca berita mengenai fasilitas mewah (dikatakan oleh koran bak bintang 5) ruang tahanan kasus suap Arthalyta Suryani dan terpidana seumur hidup kasus narkoba, Limarita.

Ruang berpendingain udara, televisi layar datar, lemari pendingin, air minum bersih segalon penuh yang akan terus diganti, telefon genggam pintar, adalah gambaran betapa enaknya tinggal di ruang tahanan itu. Perabotan lengkap, mainan ananak-anak dan dewasa, ruang karaoke, semuanya tersedia, adalah gambaran betapa enak tinggal di sana.

Menurut Limarta, semua perlengkapan 'mewah' itu ia beli sendiri dan diserahkan kepada Darma Wanita rutan. Hmm pemikiran yang pintar. Dia khan terpidana seumur hidup, berarti dia akan menikmati semua fasilitas itu seumur hidup.

Enaknya jadi orang kaya. Enaknya punya uang banyak. Meskipun bersalah, merugikan orang banyak, toh masih bisa menikmati kenyamanan, sementara orang-orang yang mereka rugikan kemungkinan tetap hidup sengsara.

Kekurangan mereka (kemungkinan) hanya tidak bisa bepergian ke mana saja. Toh mereka tetap bisa berkomunikasi dengan siapa saja, tetap bisa menikmati hiburan seperti biasa, dan mengikuti perkembangan dunia seperti biasa.

Kalau setiap orang yang ditahan diberi fasilitas seperti itu, kiranya akan banyak orang memilih tinggal di tahanan. Toh makan minum terjamin.

Lalu apa fungsi tahanan atau penjara (kemungkinan), jika seseorang bisa membawa kemewahannya? Kasihan benar orang-orang yang tidak memiliki uang. Kerap mereka sungguh tidak bersalah, namun karena tidak memiliki uang mereka tidak bisa berbicara, dan mesti rela berdesakan di sel sempit ruang tahanan atau penjara.

Bagaimanapun, (ternyata) uang tetap (yang) berbicara.

Sedihnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun