Namun, masih saja sering berulang kejadiannya. Tidak selalu berarti melewatkan sahur. Barangkali hanya waktu bangunnya yang terlalu dekat dengan imsak atau subuh sehingga kita tak punya cukup waktu untuk menyiapkan hidangan sahur.
Begitulah yang saya alami pada Minggu, 26 April 2020 lalu. Pagi itu saya baru terjaga pukul 04.05. Artinya, saya hanya punya waktu delapan menit untuk makan sahur sebelum imsak pukul 04.13 dan subuh 10 menit kemudian.
Tentu tak banyak pilihan bagi saya dengan waktu sesingkat itu. Baik menyiapkan makanan di dapur atau keluar menuju warung terdekat sama-sama sulit. Akhirnya saya bersahur dengan sekeping biskuit dan beberapa butir kurma. Setelahnya saya tutup dengan air putih.
Pengalaman pagi itu akhirnya mendorong saya untuk mempertimbangkan belanja makanan instan yang bisa disiapkan lebih cepat untuk sahur. Pilihannya tak jauh dari mie instan atau makanan kaleng.
Namun, saya menghendaki makanan penyelamat yang lain. Lagipula makanan kaleng seperti sarden sangat tidak cocok dengan lidah saya selama ini. Saya tidak berselera jika dihidangkan ikan siap saji dalam kemasan itu.