Predikat kota jasa telah lama disandang oleh Yogyakarta berkat berlimpahnya destinasi wisata, pesona budaya serta institusi pendidikan ternama. Dan menjadi kota jasa yang termasyur mendorong Yogyakarta terus tumbuh mengimbangi kebesaran namanya. Di sektor pariwisata, Yogyakarta yang menjadi favorit wisatawan domestik dan manca negara menjawab tuntutan kebutuhan itu meski dengan mengorbankan banyak ruangnya untuk dijadikan habitat puluhan hotel dan sejumlah mall yang dibangun selama beberapa tahun terakhir dan diperkirakan masih akan tumbuh sampai beberapa tahun ke depan. Barisan hotel dan kawasan perbelanjaan sudah menjadi raksasa nyata di Yogyakarta.
Sebuah bangunan mewah bertingkat di tengah pemukiman warga ini adalah rumah kos yang juga bisa disewa per malam layaknya hotel. Rumah kos mewah saat ini semakin menjamur di Yogyakarta.
Namun tak hanya hotel dan mall yang membentuk wajah “kebesaran” Yogyakarta saat ini. Banyaknya perguruan tinggi dan sekolah menengah ternama di Yogyakarta mendorong ribuan orang terus berdatangan untuk menjadi penghuni baru setiap tahunnya. Konsekuensi logis sebuah daerah yang mengandalkan sektor jasa terutama sektor pendidikan pun tak terelakkan. Seolah seirama dengan suburnya pembangunan hotel dan mall sebagai penunjang kehidupan masa kini, rumah kos pun terus tumbuh.
Kebutuhan dan jumlah rumah kos di Yogyakarta memang terus bertambah dan akhirnya turut melahirkan sebuah fenomena yakni rumah kos mewah. Keberadaan rumah kos mewah atau kos eksklusif kini mudah dijumpai di Yogyakarta. Rumah-rumah kos mewah itu banyak bertebaran di sekitar kampus baik di kota Yogyakarta maupun Sleman. Tak sedikit fasad bangunannya menyerupai hotel.
Yang juga menarik kos-kos mewah tersebut menerapkan sistem hunian yang berbeda dari kos konvensional yang biasa dihuni dan disewa oleh mahasiswa selama bulanan atau tahunan. Kos-kos tersebut bisa disewa harian layaknya hotel transit atau kos harian di beberapa kota besar seperti Jakarta. Tarif sewa kamarnya berkisar dari 150 ribu per malam untuk transit. Sementara untuk hunian bisa ditempati dengan biaya berkisar dari Rp. 750.000 hingga 2 juta per bulan per kamar. Kos mewah atau kost eksklusif memang sedang menjadi bisnis yang menggeliat di Yogyakarta saat ini. Sebuah web bahkan secara khusus menampilkan sederet rumah kos eksklusif di Yogyakarta lengkap dengan tarif dan tawaran fasilitasnya.
Perkembangan rumah kos mewah tampaknya semakin kencang selama 3 tahun terakhir. Di sekitar UGM yang terletak di daerah Sleman kos-kos mewah bisa dijumpai di radius 1-2 km dari kampus. Bangunannya pun mencolok di tengah rumah warga dan rumah-rumah kos standar di sekitarnya. Bergeser ke utara di kawasan Babarsari dan Seturan, rumah kos eksklusif memanjakkan mahasiswa kalangan atas yang menempuh studi di beberapa perguruan tinggi di daerah tersebut. Sementara kos mewah lainnya tersebar di beberapa lokasi namun umumnya memanfaatkan posisi strategis di sekitar kampus. Mahasiswa memang menjadi sasaran utama bisnis kos mewah ini.
Beberapa pemilik rumah kos sengaja merombak rumah kosnya menjadi bangunan yang lebih megah. Dari yang dulunya hanya rumah biasa yang diisi tak lebih dari 10 orang kini menjadi raksasa bertingkat-tingkat yang bisa memuat lebih dari 25 penghuni. Fasad bangunannya pun menyerupai hotel.
Dipandang sebagai bisnis yang menggiurkan, rumah kos mewah semakin banyak dibangun di Yogyakarta. Tak sedikit pemiliknya adalah orang luar Yogyakarta yang sengaja berinvestasi tanah dan rumah kos di kota pelajar ini.
Tapi tak semua rumah kos mewah dilahirkan dari pembangunan ulang rumah kos yang sudah ada sebelumnya. Tak sedikit rumah kos lama yang dijual lalu dibongkar total oleh pemilik barunya untuk dibangun sebuah rumah kos mewah di atas tanahnya. Yang menarik adalah banyak di antara pemilik rumah kos mewah bukanlah warga Yogyakarta. Mereka membeli tanah atau rumah kos di Yogyakarta untuk kemudian dibangun rumah kos mewah yang kemudian dikendalikan dari luar kota. Ada juga rumah kos mewah “bermerek” cabang dari jaringan rumah kos eksklusif yang sudah lebih dulu ada kota besar lainnya.
Rumah kos mewah di Yogyakarta memang sedang menjadi incaran bisnis baru bagi sejumlah orang. Mereka tak ragu membangun rumah kos eksklusif dengan fasilitas mewah layaknya hotel karena pasarnya pun tersedia yakni segmen mahasiswa/mahasiswi berbudget tinggi dan sejumlah orang yang transit di Yogyakarta.
Lalu apakah menjamurnya rumah kos mewah di Yogyakarta ini akan lebih banyak mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi daerah ini?. Mungkin perlu kajian mendalam. Namun demikian sejumlah masalah akan dirasakan dari fenomena rumah kos mewah yang mulai tumbuh menjadi raksasa baru di Yogyakarta ini. Rumah kos mewah yang juga menerapkan tarif harian dengan puluhan kamar kost lengkap dengan fasilitas eksklusif sebenarnya bisa dikategorikan hotel atau guest host. Oleh karena itu pembangunannya pun harus sesuai dengan perda yang mengaturnya. Begitupun dalam hal pajak, rumah-rumah kos mewah tersebut adalah obyek pajak. Namun demikian label rumah kos sepertinya berhasil membuat rumah-rumah kos mewah tersebut leluasa dari aturan termasuk pajak. Pada tahun 2011 Tempo pernah memuat mengenai rendahnya pajak rumah kos di Sleman. Ironis sepanjang tahun itu Kabupaten Sleman yang di dalamnya banyak berdiri rumah kos mewah hanya mencatat pendapatan pajak dari rumah kos sebesar 1,2 juta dari taksiran dan target yang seharusnya bisa mencapai 100 juta. Hilangnya potensi pajak dari rumah kos mewah pun semakin terbuka karena banyak pemilik rumah kos mewah tersebut berada di kota lain. Apalagi hingga kini belum ada data yang mencatat jumlah rumah kos termasuk jenis rumah kos mewah yang berdiri di Yogyakarta meski keberadaanya mencolok dan mudah dijumpai.
Bukan hanya hilangnya potensi pendapatan dari pajak, masalah sosial pun sangat mungkin timbulkan dari suburnya rumah kos mewah ini. Kos mewah dikhawatirkan semakin menambah celah pergaulan bebas di kalangan muda terutama kehidupan mahasiswa di Yogyakarta yang selama ini sudah kerap disorot. Memang tidak semua kos mewah membuka celah untuk hal itu namun beberapa kos mewah yang memberikan fasilitas eksklusif juga memberikan keleluasan lebih bagi para penghuninya untuk memperlakukannya dengan bebas. Banyak kos mewah yang tidak disertai penjaga atau induk semang dan memberikan kebebasan penghuninya dalam membawa tamu. Sementara beberapa menjadikannya “kos campur” di mana penghuni wanita dan penghuni pria bisa menyewa dan menempati bangunan yang sama layaknya hotel atau guest house.
Sayangnya warga lokal termasuk kepala desa, ketua RW atau ketua RT lebih banyak tak berdaya meski mereka mengerti ancaman atau masalah apa yang timbul dari keberadaan rumah-rumah kos mewah di lingkungan mereka. Pejabat lokal sepertinya memang tak memiliki kuasa dalam mengizinkan atau mengawasi operasional kos-kos mewah tersebut. Tak jarang warga lokal dikelabui oleh sebuah izin pembangunan di lingkungan tempat tinggal mereka. Sebuah kos mewah bertingkat dengan basement bawah tanah di belakang rumah kos kami begitu mengejutkan. Banyak orang di sekitar rumah kos kami, termasuk sang ketua RT pada awalnya mengetahui bahwa tempat itu adalah klinik untuk praktik bersama sejumlah dokter. Namun tak disangka bangunan tersebut berdiri menjulang dan beroperasi sebagai kos mewah yang juga disewakan harian layaknya hotel.
Kos mewah memang diperlukan setidaknya oleh mereka yang membutuhkan hunian atau pondokan yang nyaman dengan keleluasaan privasi layaknya rumah sendiri. Sebagai kota jasa Yogyakarta memang dituntut untuk bisa menjamu para tamu dan penghuni barunya. Namun jika dibiarkan tanpa pengawasan dan penyesuaian, kos-kos mewah tersebut akan mendatangkan sederet masalah di masa mendatang. Seperti halnya menjamurnya hotel dan teru tumbuhnya mall, kos-kos mewah yang mulai bertebaran di Yogyakarta bisa menambah ancaman bagi lingkungan serta tata ruang. Semoga ini bukan pertanda Yogyakarta sedang bergerak menuju bunuh diri ekologi.