di malam egois ini
aku membajak Mu
cukup aku saja
yang ada di wajah Mu, malam ini ...
Mungkinkah Kau perduli aku ?, ketika berramai-ramai orang memohon pada Mu di masjid-masjid, gereja-gereja, pura'-pura' dan vihara-vihara ...
Tentu saja Kau lebih perduli pada mereka karena mereka lebih soleh pada Mu, Tuhan ...
Sedangkan aku ?, siapa lagi yang mesti perduli ?, sedangkan Kau saja selalu tak pernah sempat untuk perduli padaku ...
Tuhan
di malam egois ini
aku membajak Mu
hanya malam ini saja
walaupun Kau tak pernah menjawab seluruh keluh kesah ku
dan hanya dengan senyum Kau menghibur ku ... (jujur saja, walaupun aku tak mengerti arti senyum Mu pada ku)
Tuhan
aku tak akan pernah putus asa
untuk membajak Mu
di kala Kau sedang menina bobo kan para koruptor dan konglomerat ...
dan di kala Kau sedang menakut-nakuti para gelandangan dan kaum melarat dengan kelaparan dan keresahan ...
Tuhan
aku akan terus-terusan membajak Mu
di lain waktu
sampai Kau tak butuh aku lagi, Tuhan ...
Â