Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Indonesia Move Up!

7 Februari 2014   20:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 29 0
Menurut penelitian—sayalupa sumbernya, itu bisa anda temukan dalam hasil penelitian tentang otakmanusia—otak manusia mampu mengingat sesuatu tanpa lupa hingga satu tahunlamanya meskipun dalam setahun itu sesuatu tersebut tak pernah di review. Selain itu, semakin sering anda review ingatan tentang sesuatu itu akanmembuat otak akan semakin sulit untuk melupakan sesuatu tersebut, hinggabertahun-tahun kemudian. Itulah mungkin mengapa seorang yang patah hati sulit move on karena orang yang patah hatisering membuat dirinya tenggelam dalam pikiran-pikiran menyedihkan yang terusmenerus diputar membuatnya semakin sulit untuk lupa.

Lalu, bagaimana denganbangsa kita yang telah dijajah sekitar 360 tahun lamanya? Anda bisamembayangkan betapa besar bayangan menakutkan yang ada di dalam kepalaorang-orang terdahulu kita yang terus menumpuk-numpuk dari akumulasi yangterkumpul dari generasi ke generasi yang disalurkan melalui wejangan-wejanganseperti “biar pelan asal selamat”atau “sekolah yang tinggi biar bisa dapatpekerjaan lebih layak”. Membuat bangsa ini semakin kokoh dipuncak sebagaibangsa inferior, bangga dengankelemahannya dan merasa aman-aman saja sedangkan bangsanya dirampok sana-sini.

Bukannya menyadarkanbangsa ini untuk bangun dari kepelikan berpikir ini, pemerintah—mengkritikpemerintah ini adalah hal yang paling memprihatinkan, karena kata-kata yangpedas kepada pemerintah sering dipandang sinis, bahkan kini terancam somasi,kok rasanya kita kembali pada masa seblum revormasi ya?—justru melanggengkanwatak berpikir bangsa inferior. Orangmiskin dipandang sebagai—menurut Bambang Ismawan—orang yang tak berpunya, the have not. Sehingga harus dicekokisubsidi sebanyak yang dibisa pemerintah. APBN-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dialihkan begitu melimpah untuk subsidi orangmiskin yang katanya the have not itu.Meskipun begitu, subsidi yang tepat sasaran justru makin sulit ditemui.

BBM bersubsidi, dipakaianak muda untuk trek-trekan berebut cabe-cabean, dipakai pengusa untukwisata, dipakai PNS untuk selingkuh. Lalu kemana orang miskin yang the have not itu? Mereka memilki mobiluntuk wisata, punya motor untuk trek-trekan—dan jumlah motor terus bertambahsetiap tahunnya di negeri ini, membuat macet jalan-jalan.

Makanya saya menjabattangan Bambang Ismawan dalam hal ini, sepakat, bahwa orang miskin kitasesungguhnya bukanlah the have not. Orangmiskin harus dipandang sebagai the have.Orang miskin kita memiliki motor, tanah, relasi, tenaga, otak, kemampuan untukberusaha, mereka the have hanya sajaada yang sedikit dan ada yang tidak mengerti mengefisienkan apa yang sudahdimilikinya.

Kalau Bung Karnomeminta bangsa ini untuk hidup berdikari;bukan berarti meminta bangsa ini untuk berharap dicekoki subsidi terus menerus.Sehingga orang miskin bangsa ini makin malas, makin inferior, dan tentu makinbanyak setiap tahunnya. Pemerintah dan socialentreprenure harus menjadi teman yang sanggup dirangkul oleh orang miskin,untuk membantu mereka move on ataubahkan move up dari watak bangsa inferior menjadi bangsa yang superior, seperti halnya apa yang harusdilakukan orang yang patah hati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun