Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Kelihaian Gubernur Bengkulu 'Memanfaatkan' Hari Pers Nasional

2 Februari 2014   19:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 111 1
Usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara terkait persiapan Hari Pers Nasional (HPN), Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah diminta menjelaskan pertemuan itu di hadapan puluhan wartawan.

Bukannya menjelaskan apa saja persiapan yang sudah rampung, dia malah curhat colongan atau "curcol" soal proyek-proyek pembangunan di Bengkulu yang masih belum selesai.

Di depan Presiden pun dia membeberkan sejumlah proyek besar yang ingin segera dituntaskan. "Ada 8,5 triliun rupiah yang saya usulkan ke Presiden untuk pembangunan Bengkulu," kata Junaidi mulai bercerita, di Istana Negara, Senin (27/1).

Junaidi kemudian menyebutkan satu per satu. Pertama, proyek pelebaran jalan Bengkulu-Lubuk Linggau. Jalan itu sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Bengkulu, Jambi, Lubuk Linggau, hingga Musi Rawas. "Jalan itu diharapkan karena merupakan satu-satunya jalur evakuasi bencana," kata dia yang mengingatkan bahwa Bengkulu termasuk lintasan gempa yang cukup rawan.

Proyek kedua adalah relokasi Bandara Fatmawati Soekarno ke lahan milik PTPN VII. "Pemindahan ini mendesak karena kondisi bandara sudah tak memungkinkan untuk perluasan," kata dia. Jarak antara Bandara Fatmawati Soekarno ke lokasi yang baru sekitar 20 kilometer.

Junaidi juga menceritakan rencana pelebaran jalan nasional lintas barat yang bisa menembus Bengkulu hingga Padang. "Karena di sini rawan abrasi," ujarnya.

Selanjutnya, pembangunan sistem pembangunan air minum. Proyek ini untuk memanfaatkan air limpasan dari PLTA Musi dan direncanakan bisa mengairi tiga kabupaten.

Selain itu, dia juga curhat soal proyek infrastruktur pertanian dan pembangunan rumah sakit evakuasi. "Bengkulu-Padang-Mentawai-
Enggano rawan bencana. Korban yang tak tertampung di Padang pasti di rujuk ke Bengkulu. Rumah sakit evakuasi sangat dibutuhkan," kata Junaidi.

Terakhir, dia juga meminta Presiden memperhatikan proyek railway untuk menghidupkan lagi jalur kereta api angkutan batu bara yang menghubungkan Bengkulu dan Muara Enim.

Hingga akhir omongan, tak sedikit pun dia menyentuh HPN. Dia malah melanjutkan berpromosi dan menyatakan bahwa awal Februari ini kemungkinan bunga Raflesia Arnoldi atau bunga bangkai akan mekar. "Jarak tempuhnya juga cukup terjangkau dari pusat Kota Bengkulu," ujarnya.

Mumpung masih ada waktu untuk berbicara, Junaidi juga berkesempatan mempromosikan bahwa Bengkulu mirip dengan Yogyakarta. "Jarak antara satu objek wisata ke objek wisata lain hanya hitungan menit," ujarnya. Beberapa objek wisata yang gampang dikunjungi adalah Pantai Panjang, Rumah Pengasingan Bung Karno, makam ajudan Pangeran Diponegoro, Sentot Alibasah, dan Danau Dendam tak Sudah.

Hingga akhir konferensi pers tak sedikit pun Junaidi membahas mengenai HPN. Untungnya ada wartawan yang sigap bertanya sebelum dia turun dari podium. "Pak, berapa alokasi dana pemda Bengkulu untuk HPN?" ujar wartawan itu. Dengan enteng Junaidi menjawab, "saya tak terlalu paham dengan teknis. Yang jelas, kami menganggarkannya di APBD 2013," katanya.

Cara Junaidi memanfaatkan HPN memang cukup lihai. Paling tidak, dia sudah mempromosikan pembangunan dan wisata Bengkulu ke Presiden dan para petinggi pers. Jadi, potensi untuk diekspos ke seantero nusantara, sangat besar.(_)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun