Mengapa memilih topik ini? Pertama-tama, keberadaan batuk Tasikmalaya mencerminkan kompleksitas interaksi antara faktor lingkungan, sosial, dan kesehatan. Kondisi geografis dan iklim di daerah tersebut mungkin memainkan peran penting dalam penyebaran penyakit ini. Selain itu, aspek budaya dan perilaku masyarakat juga perlu dieksplorasi untuk memahami mengapa batuk ini begitu umum di Tasikmalaya. Dengan memilih topik ini, kita dapat meresapi esensi tantangan kesehatan lokal yang mungkin tidak segera terlihat. Selain itu, penelitian tentang batuk Tasikmalaya juga dapat memberikan kontribusi pada upaya penanggulangan dan pencegahan penyakit di tingkat komunitas. Dengan memahami penyebabnya, langkah-langkah preventif yang lebih efektif dapat diidentifikasi dan diterapkan. Oleh karena itu, pilihan topik ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang realitas kesehatan lokal, tetapi juga membuka peluang untuk memberikan dampak positif pada masyarakat Tasikmalaya. Selain itu, aspek produksi juga menjadi perhatian serius. Proses pembuatan batik yang masih banyak dilakukan secara tradisional dapat membatasi kapasitas produksi, sehingga sulit untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Modernisasi dalam teknik produksi tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing Batik Tasikmalaya di tingkat global.
   Saat ini Pemerintah Kota Tasikmalaya telah menetapkan sentra industri batik di Tasikmalaya terletak di Kampung Ciroyom dan Cigeureung. Batik Tasikmalaya me mempunyai berbagai motif namun dibutuhkan inovasi-inovasi baru dalam keragaman desain batik Tasikmalaya yang akan membawa pengetahuan baru terhadap desain-desain motif batik Tasikmalaya. Berdasarkan sifat dan warnanya inilah maka ragam hias batik Tasik dimasukan ke dalam gaya batik pesisir, walaupun secara geografis kota Tasikmalaya tidak terletak di daerah pesisir. Ragam hias batik Tasik yang termasuk batik pesisir bersifat naturalistis dan banyak mengambil motif dari flora dan fauna sekitarnya.
    Dalam konteks ini tahap ekplorasi meliputi eksplorasi perca batik yang akan diaplikasikan pada pelengkap busana dengan teknik sulam dan kolase. Berdasarkan pengamatan peneliti para pengrajin batik Tasikmalaya khususnya di Desa Cigeureng, Kota Tasikmalaya biasanya membuang atau tidak menggunakan kembali limbah kain (perca batik) hasil produksi dan pemanfaatan limbah perca merupakan langkah yang kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan sisa kain produksi pakaian untuk dibuat menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tujuan pemanfaatan limbah perca adalah mengolah limbah kain perca menjadi suatu produk baru tanpa menimbulkan kerugian atau masalah kepada masyarakat dan mencegah polusi. Kegunaan artikel ini antara lain dapat menambah pengetahuan dan informasi terkait batik tasikmalaya. Serta manfaat dari artikel ini yaitu dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan apresiasi terhadap karya-karya yang dihasilkan dari batik. Motif dan ciri khas dari batik tasikmalaya ini sangat unik dan mencerminkan keindahan seni kain tradisional yang menjadi bagian dari identitas budaya daerah tasikmalaya. Batik merupakan warisan kebudayaan dan ciri khas dari nenek moyang bangsa Indonesia jadi sudah sepantasnya kita generasi masa membudidayakannya karena telah diwariskan selama ratusan tahun dari generasi ke generasi. Batik  merupakan sandaran kehidupan atau lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia sebagai sebuah karya industri. Batik merupakan hasil kebudayaan yang perlu dipelajari dan dikembangkan sejak usia sekolah dasar karena sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat dan dapat membantu siswa dalam mengekspresikan ide dan kreativitasnya. Salah  satu  yang  menjadi  kebudayaan  Indonesia  adalah  batik.  Awalnya, seni batik hanya terdapat di daerah atau lingkungan keraton. Namun pada  saat  ini, seni batik sudah meluas dikalangan masyarakat bahkan banyak masyarakat yang memilih beprofesi sebagai pembatik sebagai mata pencaharian masyarakat terkhusus kaum  perempuan. Batik sudah ditetapkan sebagai Indonesian Cultural Heritage yaitu warisan budaya tak benda oleh UNESCO tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009. Tentulah hal tersebut menjadikan Indonesia dikenal dengan kecirikhasanya sebagai negara yang menghasilkan dan memiliki kesenian batik. Batik mengalami dinamika perkembangan sangat cepat sehingga varian produk batik begitu cepat bertambah. Ketidakpastian definisi batik memicu perubahan bebas tanpa batas terhadap proses pembuatan kain batik. Selanjutnya mengetahui Batik Tasikmalaya lebih lanjut penulis akan memaparkan jenis motif dan filosofi dari setiap motif Batik Tasikmalaya;
1.Merak Ngibing