Bunda, sudah lama beristirahat di alam baka. Namun wajah Bunda selalu menemani hari-hari ku. Setiap teringat akan lebutnya belaian Bunda, tanpa dikomando air mata berlinang. "Permata hati dan pelita hidup bahagiaku ada pada dirimu anakku!" Tak tahu makna kalimat ini waktu itu. Namun sekarang kucoba memaknai kata mutiara dan pelita. Mutiara tidak jadi dalam waktu yang cepat. Kerang mutiara sering kali terluka, dan luka itulah yang menggumpal bulat, mengeras dan menghasilkan mutiara berharga. Pelita tidak bisa menyala tanpa bantuan sumbu dan minyak yang ditaruh dalam botol kecil. Kepergian Ibunda menguang semua kenapa aku dinaggap mutiara dan pelita hidupnya.
KEMBALI KE ARTIKEL