Mengutip laman Bloomberg pada 25 desember 2014 stok minyak naik 7.270.000 barel dalam pekan yang berakhir pada 19 desember karena impor yang melonjak "laporan ini didukung dengan sangat konsistennya gambaran bahwa kita telah mendapatkan kelebihan suplai melampaui permintaan dan pasukan yang menumpuk" ujar nalis energi pada citi futures perspective di New York tim Evan.
Turunnya harga minyak global telah menjadi malapetaka bagi Venezuella, Rusia maupun negara-negara lain. namun, sepertinya itu tidak berlaku bagi produsen terbesar OPEC yakni Arab Saudi. meskipun banyak gangguan, akan tetapi tanda-tanda pemotongan produksi belum terlihat dalam waktu dekat.justru badai ini kini tenggah dinikmati untuk menghadapi para pesaingnya.
Arab Saudi berada dalam posisi terkuat dari sejumlah produsen minyak sesamanya karena merupakan produsen dengan biaya rendah dan dapat menahan harga yang lebih rendah. sementara itu negara lainnya baik didalam maupun diluar OPEC telah terpukul oleh pendapatan minyak yang lebih rendah, terlebih lagi investasi minyak di Amerika Serikat mulai terlihat mengancam dikarenakan harga minyak yang kini telah menyentuh USD 53,57 per barelnya.
Lalu apa kabar dengan harga minyak di Indonesia?