Belajar Penerbitan di Jurusan Tarjamah FAH UIN JKT
17 Januari 2015 14:57Diperbarui: 17 Juni 2015 12:573700
Dulu pertama kali tau jurusan Tarjamah saya kira lulusannya hanya menjadi seorang penerjemah, selama satu tahun saya masih mengira begitu.Masuk semester tiga ada matakuliah Desain Grafis, dalam hati saya bertanya-tanya kok di Tarjamah ada matakuliah seperti itu, apa hubungannya? Saya masih tak peduli dengan Tarjamah yang belum dikenal banyak orang sampai-sampai peminatnya minim sekali paling banyak tiga puluh orang. Dengan begtitu Saya tak mau bertanya-tanya kepada doesn pengampu apalagi Ketua Jurusan (Kajur) yang penting kuliah selesai.Tahun 2013 pun datang. Perkuliahan semester ganjil akan segera usai dan semster genap akan segerai dimulai. Ketika saya mengisi kartu rencana studi (KRS) di semester empat ada matakuliah Tata Letak Naskash (Layout). Saya semakin heran dan bertanya-tanya dalam hati, "Aneh tapi nyata"Akhirnya, saya memberanikan diri untuk dekat dengan dosen pengampu Desain Grafis dan Tata Letak Naskah. Tak lama dari pendekatan itu saya bertanya, "Pak, di Tarjamah kok ada matakuliah seperti Desain Grafis dan Tata Letak Naskah?""Hasil terjemahan mahasiswa pasti dijadikan buku makanya di Tarjamah ada matakuliah itu, terus ikuti perkuliahan di Tarjamah nanti kamu mulai mengerti maksud ini semua." Jawab Hilman Ridha sebagai dosen pengampu dua matakuliah itu.Saya mengikuti saran doesn itu untuk terus mengikuti perkuliahan di jurusan tercinta ini sehingga saya memasuki semester lima. Pada semester ini ada matakuliah penerbitan yang diampu oleh Abdul Rosyid alumni Tarjamah yang sudah malang melintang di dunia penerbitan, karya yang paling spektakuler adalah "Atlas Walisonggo" yang diterbitkan oleh Penerbit Transpustaka (miliknya) bekerjasama dengan Penerbit Iman.Pertemuan pertama semua mahasiswa semester lima ditugaskan untuk menyusun buku EYD dan ditambahkan perangkat lainnya, seperti kebahasaan, sejarah ejaan bahasa Indenesia, dll, plus buat covernya minggu depannya dikumpulkan.Saya pun menyusun buku EYD dan ditambahkan dengan sejarah ejaan bahasa Indonesia dan cara mengetik bahasa Arab plus saya membuat cover buku itu dan saya layout sendiri. Pada pertemuan kedua buku itu saya kumpulkan.Pada pertemuan ketiga, buku yang saya kumpulkan dipilih dan cover yang saya buat dinyatakan layak disandangkan dengan desainer-desainer penerbit mayor, saya jadi terharu. Hhehe :-DBeberapa hari setelah itu, saya dipanggil Pak Rosyid, saya langsung menemuinya, "Ada apa Pak," tanyaku"Coba kamu buat cover untuk buku Dr. K.H. Muhamimin Zein, M.A, judulnya 'Peranan Huffazh Al-Qur’an Indonesia dalam Mengantisipasi Tahrif Al-Qur’an' nanti halaman perancisnya saya email""Baik Pak, kirim ke tsaqofi@gmail.com" jawabkuHari demi hari pun berganti sehingga bulan pun ikut berganti. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ingin menerbitkan buku putih yang berjudul 'Benturan NU-PKI 1948-1965' Wasekjen PBNU H. Mun'im DZ selaku penulis menugaskan Abdul Rosyid memproses buku itu.Mungkin karena saya orang NU dan sudah percaya dengan hasil desain dan layout-an saya Abdul Rosyid pun memberikan kepercayaan kepada saya untuk melayout dan mendesain buku tersebut.Dari sinilah saya mulai terjun mengeluti dunia penerbitan. Nantikan cerita selanjutnya. Selamat berakhir pekan. sampai jumpa lagi nanti.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.