Di pelataran masjid, Si Ujang seorang anak yatim berbadan kurus dan pendek dengan sarung hijau dan kopiah hitam yang dipakinya duduk termenung seorang dirimelihat teman-teman seusianya nya yang sedang asyik bermainmobil-mobilan dengan ayahnya. Dia ingin melakukan hal yang sama seperti temannya itu, namun dia tidak memiliki apa yang dimiliki teman-temannya. Nampaknya dia iri melihat temannya, namun dia hanya melamun dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri seolah-olah ada kejanggalan besar dalam hidupnya.