Orang-orang memanggilku Abay, entah bagaimana cerita nama itu tersanding dalam diriku. Aku hidup dibawah garis kebahagiaan, ayah ku hanya pengepul barang bekas, sementara ibu bekerja sebagai buruh cuci, yang terkadang absen menerima cucian lantaran penyakit rematiknya.
KEMBALI KE ARTIKEL