Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tembok Pembatas Mimpi

4 Desember 2010   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 118 1
Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok [Hasan Al Banna] The Dream comes true…, siapa tidak mau? sudah lama saya membaca novel Bang Andrea Hirata ini, kisah tentang  Arai dan Ikal“Sang Pemimpi”. Betapa bahagia bisa meraih mimpi. Sebait kata-kata positif dari Pak Balia mampu mengarahkan perjalanan hidup Arai dan Ikal. Begitulah….kalimat positif adalah mukjizat. Begitulah seharusnya seorang Guru kepada muridnya, mengarahkan murid menemukan potensinya, menemukan“emas” yang ada dalam diri setiap kita, dan jadilah ia“seorang manusia” yang utuh, berkarakter. Berani dan mampu menempuh perjalanan [hati] dalam kehidupan ini. Mengapa mereka “Sang Pemimpi” bisa berhasil meraih mimpinya, sedangkan realita hidup juga menceritakan tentang “orang lain” yang belum berhasil meraih mimpinya, atau bahkan tak pernah sempat bermimpi? Letak perbedaannya adalah, karena “Sang Pemimpi” berhasil melampaui “Tembok Pembatas Mimpi”. Menurut pendapat saya [secara subyektif], berdasarkan taushiyah[ustadz] dan beberapa buku yang saya baca [Head Strong-nya Tony Buzan, You Can if You Think You Can-nya Dr. Norman V. Peale] ada 3 “Tembok Pembatas Mimpi” : 1. Mindset atau cara berpikir Untuk meraih mimpi kita perlu memiliki cara berpikir yang benar dan sehat, yakni berpikir positif, berpikir bisa, berpikir “You Can if You Think You Can”. Karenanya sangat penting bagi kita untuk selalu memeriksa pikiran dan cara berpikir kita, karena apa yang apa yang terjadi dalam kehidupan kita sangat ditentukan oleh “lukisan” dalam pikiran kita. 2. Attitude atau karakter Di sini ada keuletan, keshabaran, keberanian, kepercayaan diri, kedermawanan dll “pekerjaan hati yang baik”. 3. Ruang pengetahuan[termasuk skills] atau kapasitas Kapasitas/kompetensi akan sangat menentukan setinggi apakah mimpi yang bisa kita kejar, sejauh apa perjalanan mimpi yang bisa kita tempuh. The Dream comes true…, siapa tidak mau? Dalam sebuah ayat Al Qur’an: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (Al Jumu’ah : 2) Dalam waktu + 22 tahun, Rasullullah SAW berhasil melakukan sebuahPERUBAHAN [The Dream comes true] yang dahsyat. Kaum yang sebelumnya buta huruf dan berada dalam kegelapan jahiliyyah menjadi umat terbaik bagi umat manusia. Mereka hidup bahagia dan jaya dalam terang benderangnya cahaya Islam. Sahabat Bilal bin Rabah ra. sebelumnya adalah budak belian, menjadi mulia setelah masuk Islam. Kalimat Ahad…Ahad…Ahad.. yang diucapkannya menjadi teladan kekuatan iman sepanjang zaman. Sahabat Umar bin Khattab ra. semasa jahiliyyah pernah menguburkan anak perempuannya hidup-hidup, setelah masuk Islam menjadi seorang yang terkenal ketaqwaannya, bahkan setan pun takut melewati jalan yang dilalui Umar. Ketika menjadi khalifah beliau terkenal sangat adil dan sangat takwa pada Allah, sehingga beliau rela menggotong karung gandum di punggungnya untuk diantar ke rakyatnya yang kelaparan. Begitu pula sahabat yang lain…semuanya adalah bintang-bintang bertabur cahaya. Seperti perkataan Sayyid Qutb…mereka adalah generasi unik, sebuah generasi Al Qur’an yang hidup. Imperium Romawi yang beragamakan penyembahan kepada manusia[raja dan pendeta] dan Persia yang menyembah api [Majusi] pun ditaklukkan…dan cahaya Islam menyebar menerangi segala penjuru dunia. Apalah yang telah Rasulullahajarkan? 3 hal utama yang menjadi pokok pendidikan Rasulullah kepada para sahabat adalah : membacakan ayat-ayat-Nya ayat-ayat Al Qur’an jika dibaca dengan benar akan memberitahu apa yang seharusnya kita mimpikan, meluruskan[mengarahkan] pikiran dan cara berpikir kita. Al Qur’an mengajarkan kita bagaimana keimanan yang benar…SALIMUL AQIDAH [aqidah yang benar]. mensucikan [jiwa]mereka kesucian jiwa akan melahirkan AKHLAK/attitude/karakter yang kokoh [matinul khuluq]. Cara paling efektif untuk mensucikan jiwa adalah menunaikan ibadah harian baik yang wajib atau pun sunnah [sholat, puasa, infak, dll amal shalih] yang dilakukan dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah dan ikhlas lillahi ta’ala…sebuah ibadah yang benar [SHAHIHUL IBADAH] mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah) Rasulullah mengingatkan “menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”, untuk “tuntutlah imu sampai ke negeri Cina”, bahkan senantiasa menambah ilmu sampai akhir hayat. Agar ruang pengetahuan kita senantiasa berkembang, apalah lagi cita-cita sebagai GURU PERADABAN, butuh kapasitas yang sangat besar. Inilah jalan yang harus kita tempuh… untuk menjadi “Sang Pemimpi”.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun