Pertama, dari film ini kita belajar untuk berprinsip dalam hidup. Setiap memgambil sebuah pilihan hidup tentu akan ada risiko yang harus ditanggung. Kedua karakter utama di film ini masih lemah dalam memegang pilihan hidupnya sendiri. Move on, guys and make a progress!
Kedua, perasaan perlu diungkapkan, diucapkan. Sering kali kita malu, gengsi untuk mengutarakan perasaan, hingga akhirnya memilih diam dalam lisan tapi berkata melalui tindakan. Sebagian orang memang membenarkan hal ini, namun frasa sederhana "aku sayang kamu" atau "aku cinta kamu" akan mengikat hubungan antarmanusia lebih bermakna. Say it or you will lose it!
Ketiga, hargai sejarah. Setiap detik yang kita lewati sudah bisa kita sebut sebagai sejarah, tidak bisa kembali. Apalagi peristiwa-peristiwa bermakna yang terjadi berjam, berhari, berminggu, berbulan, atau bertahun-tahun kita lewati, perlu kita bingkai dalam potret kenangan sendiri. Jika maknanya buruk? Kenanglah, bahwa kedewasaan kita tumbuh saat itu. Jika maknanya baik? Syukurilah, bahwa kita pernah melakukan kebaikan. Jika ingin melupakan? Lepaskanlah, berdamailah dengan diri sendiri, Ikhlaskan.
Selain hal di atas, kualitas film ini dapat terjamin dari kualiatas akting para aktor dan aktrisnya utamanya. Seperti biasa, Reza Rahadian dan Marsha Timothi sangat total dalam memerankan karakter mereka. Pemeran pendukung juga tidak ada yang berlebihan, kecuali si Eka, ya, agak lebay. Hehe
Kekurangan film ini terletak pada kualitas penyajian komedinya yang masih kurang "grrr". Selain itu, menurut saya, alur ceritanya agak mudah ditebak, terutama plot bagian akhir. *
Well, bila kamu sedang ingin me-review para mantanmu sekaligus mencari hiburan yang ringan. Film ini layak ditonton.