Jika kita melihat data yang di keluarkan oleh Dinkes Provinsi Riau, hingga bulan Oktober 2022 setidaknya 2 bulan yang lalu telah ditemukan sekitar 8.034 orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dimana 3.711 diantaranya sudah berada dalam stadium AIDS.
Hal ini di nilai berawal dari menjamurnya sejumlah kelompok PSK (Pekerja Seks Komersial), pengguna jarum suntik narkoba, hingga yang terakhir LGBT.
Lantas apa sejatinya yang harus kita lakukan didalam menghadapi keprihatinan ini? Dan sejauh mana pemerintah mengambil peran untuk mengatasi dan meminimalisir berkembangnya LGBT di provinsi Riau?
Dalam konteks menyikapi LGBT yang harus kita pahami terlebih dahulu adalah bahwa kita memerangi perilaku penyimpangan bagi mereka yang melakukannya, dan tidak boleh ada kebencian secara personal. Maka secara langsung mereka tetap memiliki hak untuk sembuh dan diperlakukan dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat secara umum. Sebab, lingkungan juga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kesembuhan mereka sehingga mereka tidak merasa di musuhi pribadinya.
Kemudian, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah dengan tarbiyah atau pendidikan. Sosialisasi dan pencegahan merupakan tugas penting semua pihak yang harus mengambil peran secara utuh, baik di lingkungan keluarga maupun institusi pendidikannya. Semua harus bersinergi untuk memberikan pengajaran tentang bahaya LGBT bagi generasi muda.
Pembekalan pemahaman keagamaan juga turut menjadi perlindungan diri agar terhindar dari perilaku menyimpang. Serta pola asuh keluarga yang baik, sebab jika kita perhatikan anak-anak yang terjerumus kedalam LGBT adalah mereka yang tidak mendapat pola asuh yang baik dan pengalaman traumatis berupa korban dari pelecehan seksual itu sendiri.
Untuk pemerintah Provinsi Riau sendiri di tengah informasi merebaknya juga LGBT dilingkungan pemerintahan, ia mengatakan bahwa pemerintah provinsi riau tengah menyiapkan sanksi bagi ASN di lingkungan kerjanya yang kedapatan sebagai pelaku LGBT.
Sementara dari dunia pendidikan dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Riau meluncurkan sebuah program Cegah LGBT dan Rehabilitasi Narkoba di Riau. Hal ini tentu berangkat dari keprihatinan maraknya peredaran narkoba, perilaku seks bebas bahkan LGBT.
Mudah-mudahan kampanye anti LGBT dapat terus di gaungkan di bumi melayu dan ada langkah konkret untuk memeranginya. Sehingga bumi Riau terhindar dari perilaku seks menyimpang juga menjijikkan itu.
Penulis : Andra Kurnia
Mahasiswa UIN Suska Riau