John McClane adalah seorang polisi yang berdedikasi dalam pekerjaan. Meski hanya seorang detektif polisi biasa namun ia mengalami sejumlah masa yang penuh dramatis dalam kehidupannya sebagai polisi. Ia harus berhadapan dengan teroris dan penjahat-penjahat profesional denganpersenjataan modern yang canggih, dan ajaibnya ia bisa mengalahkan para teroris dan penjahat-penjahat itu meskipun untuk itu ia harus berjuang mempertaruhkan nyawanya sendiri atau babak belur di akhir cerita. Yang menonjol dari seorang John McClane adalah keuletan dan keberaniannya serta egonya yang sangat besar.
Itulah gambaran sosok John McClane, sosok polisi Newyork dalam film Die Hard. John McClane yang diperankan oleh Bruce Willis jelas bukan seorang yang biasa-biasa saja. Ia adalah sosok yang sering kita gambarkan sebagai seorang super, memiliki integritas di balik keberaniannya menghadapi apa saja yang menurutnya bertentangan dengan hati nuraninya. Film dengan 4 sekuel ini adalah salah satu film action terbaik yang pernah saya nonton, khususnya pada Die Hard 4.
Tulisan ini bukanlah akan becerita tentang film. Uraian di atas hanyalah sebuah ilustrasi untuk menggambarkan seseorang yang saya pikir mewakili karakter dan nasib seorang John McClane: Anwar Ibrahim.
John McClane dan Anwar Ibrahim jelas memiliki kemiripan: keduanya adalah orang yang sangat berbahaya!
***
Pada 16 Juli 2008, Anwar Ibrahim baru saja akan keluar dari rumahnya ketika belasan polisi bertopeng meringkusnya dengan senjata lengkap. Adegan ini mengingatkan aksi penangkapan orang-orang yang dicurigai sebagai teroris di tanah air.
Anwar kemudian dimasukkan ke dalam mobil berkaca gelap dan dibawa ke markas polisi. Di luar markas itu sudah berkumpul puluhan anggota oposisi termasuk istri Anwar, Azizah Ismail. Mereka tidak diizinkan masuk. Tidak akan kekerasan dalam peristiwa itu. Meski tidak diborgol, Anwar kemudian dibawa ke markas polisi tanpa siapa pun boleh menemaninya (Kompas, 16 Juli 2008).
Penangkapan Anwar Ibrahim ini terkait dengan tuduhan sodomi yang dilakukannya pada seorang mantan asisten pribadinya, Saiful Bukhari Azlan (23 tahun). Entah apa motif pelaporan yang dilakukan Saiful ini atas Anwar Ibrahim, karena sebulan kemudian, sebuah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter independen tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sodomi pada diri Saiful. Saiful juga gagal menghadirkan empat orang saksi di pengadilan yang bisa memperkuat tuduhannya, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh hukum Islam yang berlaku di negara tersebut.
(Saiful Bukhari Azlan (23 tahun), mantan asiten pribadi Anwar Ibrahim yang menuduhnya telah melakukan tindakan asusila sodomi pada dirinya di kepolisian Malaysia. Sumber foto: kompas.com) "Saya tidak terlibat di dalam politik. Saya akan tetap mengatakan kebenaran. Tolong pahami profesi saya yang hanyalah sebagai seorang dokter," kata Mohamed Osman Abdul Hamid, dokter tersebut, dalam sebuah keterangan pers. Mohamed Osman mengaku sempat menjauhkan diri dari Malaysia karena mendapat sejumlah tekanan. Otoritas rumah sakit tempat Mohamed Osman bertugas menjelaskan dokter ini tidak berkualifikasi untuk menyampaikan laporan hasil pemeriksaan sodomi. Mohamed Osman memeriksa Saiful di sebuah rumah sakit swasta Malaysia, pada 28 Juni lalu, 2 hari setelah Saiful mengaku disodomi Anwar Ibrahim. Laporan independen yang beredar di beberapa situs internet kemudian menerbitkan laporan medis Mohamed Osman. Mohamed Osman menjelaskan tidak mengetahui bagaimana laporan medis tersebut sampai bocor. Mohamed Osman menekankan bahwa ia menghormati kerahasiaan data pasiennya dan tidak pernah melanggar kode etik profesi. Mohamed Osman mengakui sudah menganjurkan Saiful agar mengikuti pemeriksaan ulang di sebuah rumah sakit pemerintah. Namun, Mohamed Osman menjelaskan tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya sampai Saiful mendatangi kantor polisi pada hari yang sama untuk melaporkan tuduhan terhadap Anwar Ibrahim di kasus sodomi itu (Kompas 4 September 2008). Polisi memang kemudian melepaskan Anwar Ibrahim dari tuduhan asusila, yang bermakna sangat serius di Malaysia. Anwar sendiri menuduh PM Abdullah Ahmad Badawi pada saat itu yang memerintahkan rekayasa tuduhan sodomi terhadapnya. Menurut Anwar, dengan tuduhan itu Badawi ingin mengalihkan perhatian publik dari masalah-masalah nasional. "Perdana Menteri Badawi sendiri yang harus bertanggung jawab atas rekayasa itu," kata Anwar, (Kompas, 6 Agustus 2008). Upaya pemitnahan dirinya serta perlawananya yang sengit ini sebenarnya adalah Die Hard sekuel kedua bagi Anwar Ibrahim.