PROGRAM KEMITRAAN MANDIRI
(KOPERASI SERBA USAHA TUMBUH BERSAMA PSP) Kegiatan agribisnis jamur kayu memang sangat baik apabila dilakukan didaerah dataran tinggi, namun di beberapa daerah dengan suhu hangat pun saat ini banyak yang telah berhasil membudidayakannya terutama jenis jamur kuping, tiram, merang dan lingzhi. Di Kalimantan prospek usaha budidaya jamur yang telah dilakukan beberapa pembudidaya termasuk cukup baik karena kondisi alam dan lingkungannya dapat disesuaikan sehingga mendukung untuk syarat tumbuh jamur. Disamping itu bahan baku untuk membuat substrat/log tanaman jamur kayu di daerah ini cukup berlimpah dan untuk memulai usaha skala terbatas maupun besar pun tidak sulit lagi karena saat ini bibit dapat diperoleh dari para pembudidaya yang sudah tersebar di beberapa daerah baik melalui pembudidaya mandiri maupun yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi pembudidaya jamur. Selain itu, bibit juga dapat diperoleh dengan melatih tenaga terampil dalam waktu 1-3 bulan saja. Kelayakan usaha budidaya jamur juga sangat didukung oleh terbukanya pangsa pasar penerima produksi jamur terutama apabila kualitas dan kuantitas produksinya sesuai dengan persyaratan. Beberapa perusahaan memerlukan jamur segar maupun kering atau olahan, baik untuk komoditas ekspor maupun untuk memenuhi permintaan pasar lokal dengan jumlah yang cukup besar. Untuk harga beli di tingkat petani jamur untuk wilayah Jogjakarta saat ini untuk Jamur Tiram di beli dengan harga Rp.7.500/kg, Jamur Kuping kering Rp. 40.000 sampai dengan Rp. 45.000/kg, Jamur Lingzhi kering Rp. 120.000/kg, Jamur Shitake segar Rp. 45.000/kg. Di daerah-daerah yang masih jarang terdapat pembudidaya jamur seperti di Kalimantan harga jamur masih relatif tinggi, sehingga para pembudidaya di daerah ini masih memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Sebagai contoh di Jogjakarta Jamur Kuping segar di pasaran di jual dengan kisaran harga Rp. 10.000 sedangkan di Banjarmasinmencapai harga Rp.24.000. Gambaran Umum Program
Program kemitraan mandiri ini merupakan sebuah tawaran kerjasama yang ditujukan kepada calon pembudidaya jamur yang berada di wilayah Kotabaru dan sekitarnya untuk bersama-sama menggali potensi dan prospek agribisnis jamur di wilayah ini.
Program kemitraan mandiri merupakan pola atau sistem kerjasama yang sedang dikembangkan oleh Koperasi Serba Usaha Tumbuh Bersama PSP guna pengembangan dan perluasan usaha budidaya jamur edibel/konsumsi di wilayah Kotabaru dan sekitarnya. Dalam program ini, mitra atau pihak yang berminat untuk menjalankan usaha budidaya jamur akan mendapatkan paket pendampingan teknis budidaya dari produksi hingga pemasaran hasil. Diantara syarat kemitraan, seorang calon mitra harus terlebih dahulu memiliki kumbung atau tempat pemeliharaan jamur, selanjutnya pengelola program akan menyediakan baglog atau bibit jamur bagi mitra pembudidaya serta menampung atau menerima penjualan hasil dari budidaya jamur tersebut. Adapun skema pola kemitraan dapat dilihat pada uraian Kerjasama Program Kemitraan Mandiri- Klaster usaha Budidaya Jamur dibawah.
Tabel 1. Skema Pola Kemitraan Mandiri-Klaster Usaha Budidaya Jamur
POLA KERJASAMA PROGRAM KEMITRAAN MANDIRI
Pengembangan usaha budidaya jamur merupakan jenis usaha pertanian yang bersifat spekulatif dan melibatkan sejumlah resiko yang signifikan. Untuk itu, diperlukan pertimbangan dan kehati-hatian sebelum mengambil keputusan investasi.
Perencanaan usaha ini dibuat berdasarkan pada keyakinan kami dan juga asumsi-asumsi yang dibuat berdasarkan informasi yang saat ini tersedia bagi kami seperti hasil uji coba budidaya jamur skala kecil, penilaian terhadap usaha budidaya jamur dan pemasaran di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kandangan dan Banjarbaru serta informasi mengenai kondisi pembudidayaan jamur di daerah Yogyakarta, Malang, Solo dan Surabaya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas kami menawarkan model kerjasama usaha pengembangan usaha budidaya jamur sebagai berikut;
1.Kerjasama produksi bibit jamur (baglog) dan pengembangan demplot
2.Kerjasama Program Kemitraan Mandiri-Klaster Usaha Budidaya Jamur.
3.Pelatihan Budidaya Jamur
1.Kerjasama produksi bibit jamur (baglog) dan pengembangan demplot.
Sebagai tahap awal dalam pengembangan usaha budidaya jamur ini kami telah melakukan analisa kelayakan teknis dalam penanaman jamur dengan melakukan uji coba penanaman jamur jenis tiram, lingzhi dan kuping dengan kesimpulan bahwa secara teknis budidaya jamur tiram dan lingzhi dapat dilakukan di wilayah ini namun untuk jenis jamur kuping relatif sulit karena kondisi suhu dan lingkungan kurang mendukung untuk pertumbuhan jamur.
Selanjutnya, kami mencoba menawarkan usulan kerjasama pengembangan usaha budidaya jamur untuk penjualan bibit (baglog) dan mendirikan areal demplot (percontohan) serta program kemitraan mandiri usaha budiaya jamur. Untuk itu, kami melakukan analisa terhadap kelayakan usaha budidaya jamur dengan hasil sebagai berikut ;