Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Penting yang Tak Penting

14 Desember 2009   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 339 0
Ini tulisan ringan saja, tak bermaksud beranalisis atau semena-mena membuat kesimpulan.

***

Selepas jam kerja, seorang teman kantor sedang ke kamar mandi. Saya berada di dekat mejanya, tergeletak dua buah telepon selular. Satunya berkartu gsm, satu lagi cdma.

Dua alat komunikasi ini yang menarik perhatian saya. Teman tadi di kamar mandi mgkin sekitar 20 menit dan kedua telepon tadi berderang-dering, masing-masing saya perkirakan ada lima puluh kali berdering, bergantian. Bahkan beberapa kali, kedua telepon itu berdering bersamaan. Saya sudah yakin, pasti dari sang pacar. Tetapi saya perlu fakta, saya tengok layar ponsel tsb ketika sedang berdering, ternyata benar. Perkiraan saya, pasti orang di ujung sana juga memiliki dua perangkat telepon. Satunya gsm, satu lagi cdma.

Entahlah, atau memang ada hal gawat sehingga perlu mengabarkan sesuatu, atau gadis di ujung sana sedang menjadi khawatir kenapa telepon teman saya kok tidak juga diangkat. Tapi apapun itu, saya kok yakin tidak ada hal penting yg sesungguhnya sedang terjadi. Hanya bertelepon.

***

Fenomena bertelepon memang telah berevolusi sedemikian gilanya. Kketika sy masih kecil/remaja, orang bertelepon hanya untuk mengabarkan hal-hal penting, atau bertukar kangen. Tidak terlalu sering dilakukan. Ketika tiba masa pacaran saya waktu SMA pun, bisa bertelepon ke rumah si doi dari wartel sudah luar biasa. Kami bicara tak lebih lama dari sepuluh menit, lebih sedikit saja sudah merasa tak enak karena merasa "diawasi" oleh seluruh anggota keluarganya.

Lalu teknologi mendadak semakin canggih, kemudian murah, sehingga setiap orang dengan mudah bisa bertelepon. Tidak harus menunggu penting untuk bertelepon.

Kalau saya lihat, umumnya ini dilakukan oleh remaja atau mereka yang sedang berpacaran. Kecanduan bertelepon kah? rasanya tidak. Tapi mungkin adalah kecanduan komunikasi.

Perlu penelitian lebih lanjut untuk menerjemahkan ini. Tetapi secara pribadi saya lihat berkomunikasi telepon dosis tinggi seperti itu adalah sesuatu yang berlebihan.

Bagi yang sedang berpacaran, apakah mungkin akan menimbulkan ketergantungan yg tak perlu? kecengengan yang kelewat sentimentil? atau perasaan-perasaan aneh dan tidak nyaman ketika sesaat saja tidak mendapat telepon atau mendengar suaranya di ujung telepon.

Poinnya, ternyata dalam berkomunikasipun perlu apa yang disebut proporsional. Tidak terlalu berlebihan, tapi juga tidak berkekurangan. Dan juga ada faktor konteks, di mana komunikasi bisa sangat intens, atau juga sangat jarang. Ibarat ilmu tanaman, komunikasi adalah air bagi tumbuhan. Kekurangan akan membuat tanaman kering. Kelebihan akan membuatnya jenuh lalu mati jua.

Tapi yang jelas ... ini pasar bagus buat operator selular ..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun