Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Bertahan Hidup di Era Tatanan Baru

11 November 2020   21:52 Diperbarui: 11 November 2020   22:07 35 0
Pada pandemic ini tak kunjung usai pemerintah Indonesia tetap menuntut masyarakat agar terus tetap bekerja, belajar dan beribadah , namun dalam pola tatanan baru sebagai cara agar bisa bertahan hidup diera masa pandemic sekarang yang diatur dengan protocol kesehatan yang telah diatur.

Tatanan baru merupakan kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga produktivitas di tengah pandemic ini yang biasa disebut dengan New Normal.

Pada masa pandemic sekarang bertahan hidup di era tatanan baru ini memulai banyak perbedaan pada pola tatanan hidup sebelumnya yaitu sebelum pandemic, tatanan baru ini pemerintah menuntut untuk bekerja, belajar dan beribadah dirumah. dengan tatanan baru itu diperuntukan agar tetap menjaga kesehatan agar tidak terinfeksi virus covid 19. Tapi sekarang ini tatanan baru mengalami perubahan yang tidak menentu sesuai dengan tingkat kenaikan data yang terinfeksi virus covid 19, yang dimana bekerja, belajar dan beribadah dengan mematuhi protocol yang telah ditentukan. Dengan bekerja sesuai protocol kesehatan membuat perusahann-perusahaan memiliki aturan dari pemerintahnya bahwasanya mengalami pengurangan pekerja pada satu perusahaan agar tidak terlalu padat pekerja sebab jaga jarak salah satu ketentuan protocol pada pandemic ini.

Pandemi corona virus disease 2019 (covid 19) telah banyak mengubah tatanan dunia dalam waktu yang singkat. Barangkali juga tidak ada pernah membayangkan bahwa pandemic ini akan menyebabkan derita kemanusiaan yang begitu mendalam. Bahkan dalam waktu yang tidak lama , pandemic ini telah menyebar secara cepat dalam skala luasdan menimbulkan banyak korban jiwa.

Secara sosiologis, pandemic covid 19 telah menyebabkan perubahan sosial maupu ekonomi yang tidak rencakan. Artinya, perubahan yang tidak dikehendaki kehadirannya oleh masyarakat.
Harus diakui bahwa dampak pandemi Covid-19 telah memaksa komunitas masyarakat harus adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan sosial yang diakibatkannya. Ragam persoalan yang ada telah menghadirkan desakan transformasi sosial di masyarakat. Bahkan, bukan tidak mungkin peradaban dan tatanan kemanusiaan akan mengalami pergeseran ke arah dan bentuk yang jauh berbeda dari kondisi sebelumnya. Lebih lanjut, wajah dunia pasca pandemi bisa saja tidak akan pernah kembali pada situasi seperti awalnya. Yang dimana perekonomian masyarakat lebih teratur tanpa ada aturan protocol kesehatan dengan itu pada awal sebelum pandemic masyarakat lebih bisa bertahan hidup dengan perekonomian yang normal.

Dengan demikian, segala bentuk aktivitas masyarakat yang dilakukan di masa pra-pandemi, kini harus dipaksa untuk disesuaikan dengan standar protokol kesehatan. Tentu ini bukan persoalan yang sederhana. Sebab pandemi Covid-19 telah menginfeksi seluruh aspek tatanan kehidupan masyarakat yang selama ini telah diinternalisasi secara terlembaga melalui rutinitas yang terpola dan berulang.

Kedepan, masyarakat justru akan dihadapkan pada situasi perubahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sejumlah tata nilai dan norma lama harus ditata ulang dan direproduksi kembali untuk menghasilkan sistem sosial yang baru. Munculnya tata aturan yang baru tersebut kemudian salah satunya ditandai dengan adanya himbauan dari pemerintah untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah sejak awal kemunculan virus ini di Indonesia. Begitu pula dengan pola kebiasaan masyarakat yang guyub, senang berkumpul dan bersalaman, kini dituntut untuk terbiasa melakukan pembatasan sosial lebih didisiplinkan saat ini.

Selain itu, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah merebaknya pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara dalam mengatur perilaku dan kebiasaan masyarakat. Kebijakan psysical distancing telah mengubah ragam bentuk perilaku masyarakat yang kemudian mengharuskan adanya jarak fisik dalam proses interaksi sosialnya.

Dalam situasi  ini, perilaku dan kebiasaan masyarakat secara konvensional di masa pra-pandemi kemudian diatur dan ditransformasikan melalui pola interaksi secara virtual. Kondisi ini sekaligus mempertegas bahwa fungsi teknologi menjadi sangat penting sebagai perantara interaksi sosial masyarakat di era pandemi saat ini khususnya bagi pencari nafkah menggunakan gadget seperti olshop-olshop yang marak saat ini agar mereka dapat bertahan hidup diera tatanan baru ini yang memberlakukan kedisiplinan protokol kesehatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun