dan dari semua kekerasan yang terjadi diatas, tidak jarang kita selalu mencari kambing hitam. Kecendrungan menyalahkan orang lain adalah pula kecendrungan yang kuat dalam diri setiap kita. kecendrungan ini acap kali tidak rasional. tetapi dengan sangat lihai kita membuat seolah kecendrungan ini menjadi rasional dengan mengatasnamakan keadilan.kecendrungan ini jangan jangan pada kemudian harri akan mematikan kreatifitas kita sehingga menghambat kebangkitan dan kemajuan bangsa ini. menghambat hadirnaya visi dan arah yang jelas , konsisten, dalam pelaksanaan reformasi. bayangkan jika semua kita saling menyalahkan satu sama lain, maka yang akan muncul adalah kekerasan baru yang akan menambah panjang sejrah kekerasan di bangsa ini.
allibi kambing ini lebih jauh bisa dipaki untuk menutupi kelemahan kita. kita terpaku sebagai bangsa yang membiarkan diri ketinggalan dan ditinggalkan. ketika bangsa lain sudah sibuk mencari sumber energi baru, bangsa ini justru masih sibuk mencari cari kesalahan yang baru, dan tak hentinya menyalahkan kesalahan tersebut. dalam posisi seperti ini kita pun tak kunjung sadar dan bangkit, sehingga muncul budaya saling menyalahkan diantara kita.
konsep kambing hitam ini memang sudah mendarah daging di percaturan sejarah bangsa ini. contoh kambing hitam yang menyertai sejarah bangsa kita yakni warga keturunan tiongkok. keturunan tiongkok disalahkan karena menguasai pasar, maka munculah politik alibaba dan berujung pada permusuhan terhadap suku tiongkok. betapun klasiknya kasus ini, namun yang perlu kita garis bawahi adalah kecendrungan untuk mengkambinhitamkan orang lain dan pihak lain ternyata sudah membudaya dan mengakar di bangsa ini. bahkan sampai sekarang kecendrungan ini pun masih sangat populer dikalangan kita, tak jarang kita sering menyalahkan keadaan (sistem) hanya karena kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan.
lantas apakah urusan semua itu dengan 17 tahun reformasi? Reformasi melibatkan direformasinya tiga panggung: panggung negara, pangguing rakyat, dan panggung ekonomi. panggung negara direformasi dari sistem otokrasi menjadi demokrasi. panggung rakyat direformasi menjadi masyarakat madani, panggung ekonomi direformasi sebagai penggung ekonomi pasar berkesejahteraan sosial dan kerakyatan.
untuk melakukan reforamsi diketiga panggung itu diperlukan perubahan perinsip, tata peraturan, dan huku. namun yang lebih penting adalah perubahan sikap dan orientasi. perubahan sikap dan orientasi hanya dapa terlaksana jika disertai pula degan reformasi budaya. reformasi budaya dalam artian sikap, orientasi niali dan praktisa dalam kerja, karya dan lainlain. WR