Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sederhana dan Merefleksi

16 Januari 2015   01:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03 18 0
" Mas Agung...Karung dua"panggil sang majikan toko.

Saya kenal sosok ini,pelayan toko ini ,sosok yang keluar dari gudang sempit gelap milik toko serba ada "Purwabinangun Toko".Tangan yang masih terlihat putih,menjulurkan genggaman karung pesananku,lalu menghilang kembali masuk di gudang pengap.Biasa saja tak kenal,atau memang sudah lupa.Namun aku masih ingat kawanku.

Selalu saja jadi bahan olokan,dieksploitasi habis keanehannya.Biarpun Ayahnya berstatus guru dan saya tahu rumahnya pun tergolong berada untuk ukuran tahun 80-an,teman-temanku tetap saja mem- Bully nya.Yah itulah Agung kecil yang saya kenal.Teman-temanku selalu bilang dia itu agak aneh,sering kali air liurnya keluar dari mulutnya,sering dan selalu saja,oleh sebab itu orang tuanya membekali sapu tangan di saku seragamnya.Jika kebetulan bertemu para pentolan cilik bocah sekolahan SD yang berperangai kasar ,si Agung itu akan bernasib tragis,di bully secara verbal dengan menyematkan gelar idiot.Tapi memang Tuhan telah menganugrahi kekebalan batin padanya,ejekan yang menyakitkan itu tak membuatnya minder,malah kadang tertawa lebar di ikuti lelehan liur dari bibir basahnya,spontan para begundal kecil liar mulai kabur,entah jijik atau memang liar mereka itu.Bagiku si Agung memang teman yang agak lain,lain dari teman yang lain,tapi tak berani aku memanggilnya demikian,Entah karena sang Ayah yang berwibawa dan status sosialnya yang tinggi sehingga aku kalah pamor atau yang lain.Tak pernah kupanggil dia Idiot.

Saya masih kenal kamu,kamu pasti si Agung.Air liur itu satu tandanya meskipun tak sederas dulu dan badanmu agak gemukan sekarang.Sudah 25 tahun kita tak berbincang dan sekarang kita berjumpa juga tak berbincang.Kamu sedang kerja keras.Tapi mengapa ayahmu yang menyayangimu tak menopang hidupmu?Bukankah kamu anak lelaki tunggal?Dimana rumahmu yang bagus itu?Agung kamu mampu  bekerja keras untuk hidupmu,meskipun keadaan keterbatasan akal,IQ dan mentalmu  sampai-sampai teman-teman begundal yang entah sekarang jadi apa mengelarimu si idiot.Sekarang biar mereka tahu kamu tak mengandalkan harta orang tuamu.Teruslah bekerja kawanku ,lain kali kita berbincang.

Ku isi karung-karungku penuh sampah,biarlah bak penampung ini kosong kembali dan diisi sampah yang baru esok hari.Pastilah orang tuaku senang melihat buis tempat sampah ini tak tergunungi sampah.

Salam Kesederhanaan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun