Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

PDIP

31 Desember 2010   03:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:10 415 0

Jika kurang puas dengan dompet ukuran kecil, orang berpunya bisa memakai dompet berukuran Mega. Ukuran ini, dalam pikiran saya sebanding dengan tas ransel. Di dalam tas ransel ini, mereka bisa mengisinya dengan berlembar-lembar uang seratus ribuan. Ya, totalnya kira-kira dapat mencapai 500 juta. Atau bisa diisi dengan perhiasan, emas batangan, surat-surat berharga, dan dokumen-dokumen yang bisa langsung dicairkan. Bisa Anda bayangkan, sangat berat tentu jika harus menenteng dompet ukuran Mega ini.

Kalau tidak puas juga, seperti cerita Raja Midas yang terkenal itu, Anda bisa menggunakan dompet ukuran Peti Kemas. Wow! Peti Kemas tentu bukan barang yang lazim untuk dipergunakan sebagai dompet. Orang-orang kaya umumnya menggunakan brankas. Ukurannya bisa bermacam-macam. Ada yang sebesar meja tulis, sebesar lemari baju, atau bahkan seukuran mobil box. Nah, memakai brankas seukuran Peti Kemas inijauh lebih aman dan dapat menampung banyak uang dan barang berharga. Berapa ya kira-kira? Ya mungkin bertriliyun-triliyun.

Tak semua orang bisa mempunyai PDIP. Jelas, hanya orang-orang tertentu saja. Bagi orang seperti saya, dan kebanyakan penduduk Indonesia, dompet memang bisa berisi penuh. Tapi penuh dengan uang seribuan, penuh dengan kartu nama, atau bahkan penuh dengan jimat-jimat. Tentu lain cerita isi dompet karyawan kantoran, pegawai pemerintah, bekas pejabat, atau pejabat negara. Lain pula isi dompet Bu Ani Yudhoyono, Pak Beye dan keluarganya, Arifin Panigoro, Abu Rizal Bakrie, Gayus Tambunan, dan sebagainya. Dompet penuh mereka tidak hanya berukuran mini, tetapi juga berukuran Mega dan punya brankas Peti Kemas.

Selain pejabat publik, para pengusaha sukses tentu saja bernasib serupa. Di antara nama-nama orang kaya kelas dunia terselip lima nama orang kaya dari Indonesia yang memiliki harta di atas 1 miliar dollar AS. Mereka adalah Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, dua bersaudara pemilik Grup Djarum. Kemudian Sukanto Tanoto, pemilik imperium bisnis Raja Garuda Mas (RGM) Grup; Martua Sitorus, pendiri Wilmar International; serta Peter Sondakh, pendiri Grup Rajawali. Mereka pula yang kini menjadi lima orang terkaya di Indonesia (Majalah Forbes-11/3/2009).

Begitulah, PDIP telah menjadi cermin kesenjangan ekonomi yang sangat mencolok di antara kemiskinan dan ketimpangan yang kita alami. Bagaimana mereka kita rampok bersama-sama? Beranikah Anda? (*)

Adie Prasetyo: Merintis Penerbitan Buku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun