ternyata aku sudah di duakan, dan aku benar benar bodoh, tak sedikitpun aku mencurigai dia, karena aku mempercayai dia, aku bodoh, bodoh, kau terisak isak menahan tangismu agar tidak kedengaran tetangga sebelah
dan tahu kah kamu, ketika aku menyuruh dia untuk memilih antara satu, dia hanya bilang kalau dia bingung, dan dia egois, dia tak bisa menyakiti hatinya dan selingkuhannya, tapi dia bisa menyakiti hatiku, dia benar benar kejam, aku sakit hati katamu masih menahan tangis.
aku hanya bisa diam, dan merasakan luka itu serasa koyak kembali,
ceritamu seakan mengingatkan aku dengan kisahku sendiri,
aku juga pernah merasakan hal yang sama denganmu, menahan sakit hati karena di hianati, di hianati orang yang kita cintai sepenuh hati,
jadi apa yang harus aku katakan padamu sahabatku?
karena hatiku juga belum sembuh dari luka itu
aku hanya bisa bilang, lupakan dia karena kau berhak untuk bahagia
seperti aku juga pernah melakukan itu untuk diriku sendiri, karena aku juga berhak untuk bahagia
dan tak satupun bisa untuk menghalangi itu.