Akan tetapi tampaknya sulit untuk terjadinya koalisi "Poros Tengah" ini. Masing-masing partai punya jagoannya sendiri. Susah membayangkan bila misalkan PAN mendukung Rhoma Irama jadi capres bukan Hatta Rajasa atau sebaliknya. Apabila Koalisi "Poros Tengah" ini gagal, partai nasionalis yang menduduki 3 besar seperti PDIP, Golkar dan Gerindra tentunya akan mencoba merebut suara dari parpol-parpol Islam ini. Hasil Quick Count menunjukkan bahwa PDIP, Golkar maupun Gerindra tidak bisa mengajukan Capresnya sendiri dan butuh berkoalisi dengan partai lain. Oleh karena itu suara dari pendukung parpol-parpol berbasis Islam ini menjadi layak diperhitungkan. Kalau beruntung, siapa tau jagoan dari parpol Islam ini ada yang jadi Cawapresnya Jokowi, Prabowo atau Aburizal Bakrie. Kalaupun tidak, posisi menteri di kabinet juga sulit untuk ditolak mengingat PAN, PKB, PPP maupun PKS sudah mengirim wakilnya di kabinet yang akan berakhir tahun ini.
Saatnya menunggu pergerakan yang akan dilakukan oleh Elit Parpol Islam. Apakah akan berkoalisi sendiri ataupun merapat ke Partai Besar. Apapun itu, semoga Capres dan Cawapres yang terpilih nantinya mampu membangkitkan bangsa Indonesia yang saat ini sedang terpuruk.
Malang, 10 April 2014.