Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Menguak Proses Seleksi Sekda Merangin yang Tidak Menarik Lagi, Akankah Sipintar vs Sigaul?

25 Agustus 2021   22:10 Diperbarui: 25 Agustus 2021   22:16 213 2
Menguak Proses Seleksi Sekda Merangin yang Tidak Menarik Lagi, Akankah Sipintar vs Sigaul?

MERANGIN - Seleksi Sekretaris Daerah (Sekda) Merangin yang telah dimulai prosesnya pada Selasa 23 Agustus 2021 melalui jalur rotasi/mutasi alias jalur Job Fit yang semakin tidak menarik lagi.

Tidak menariknya perebutan kursi orang nomor satu di jajaran ASN Merangin ini dikarenakan beberapa hal, dan ini murni dari sudut pandang penulis yang ikut memantau proses ini.

Pertama, Pemkab dalan penentuan posisi Sekda tidak dilakukan melalui lelang terbuka (Open Bidding), dan bukan berarti jalur Job Fit yang dipilih saat ini salah secara aturan. Lelang sendiri dua kali dilakukan, hasilnya 'gagal maning'.

Gagalnya lelang kala itu, karena minim peminat, ada yang minat namun terdepak saat diseleksi, sehingga sejak 2018 jabatan Sekda Merangin diisi oleh Plh, Pjs dan Pj secara silih berganti hingga sekarang.

Dengan dilakukan seleksi melalui Job Fit kembali membuat publik berspekulasi terhadap siapa sebenarnya sosok sekda yang diinginkan pemangku kepentingan di Merangin. Baik saat lelang terbuka maupun melalui jalur Job Fit.

Jika sebelumnya pertarungan hebat perebutan Sekda yakni antara Kepala BPKAD Fajarman versus Kepala Dukcapil Jailani. Dua putra terbaik ini dari wilayah berbeda, Fajarman dari Luhak-16 dan Jailani dari Tabir Raya.

Dua nama pejabat eselon II ini sama-sama berpeluang dipilih bupati Al Haris kala itu dan konon kabarnya sama-sama dapat restu beliau. Dua nama ini juga-lah yang masuk babak terakhir proses lelang, tapi apa daya lelang gagal dan Wo Haris lepas dari kebimbangan.

Namun, melalui Job Fit pasca puluhan pejabat eselon II di Merangin mengikuti assesmen beberapa waktu lalu dan Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) telah menetapkan Tujuh nama dari 30 nama yang di assesmen.

Nama-nama tersebut yakni, Agus Zainuddin (Bappeda), Fajarman (BPKAD), Ibrahim (Balitbang), Jailani (Dukcapil), Jangcik Mohza (DPMPTSP-TK), Nasution (BKPSDMD) dan Sardaini (DPKP).

Namun Sardaini telah mengibarkan 'bendera putih' dan memilih tidak ikut proses seleksi dengan alasan sakit. Artinya ada Enam pejabat yang saat ini masih mengikuti proses lelang seperti penulisan makalah dan mengikuti tes kesehatan.

Namun, dari enam yang tersisa ada dua nama bersama 5 nama lainnya hari ini di undang mengikuti uji kompetensi di lingkup kabinet 'Jambi Mantap' dan eselonnya setara dengan Sekda. Untuk nama maaf tidak dipublish.

Rasanya, jika Gubernur telah mengundang putra daerahnya sendiri untuk seleksi pengisian jabatan eselon II di Provinsi, sulit rasanya jika tidak lolos dan dilantik sebagai pejabat provinsi.

Itu sama halnya, saat ini tersisa empat nama calon Sekda Merangin yang benar-benar masih berharap mengisi jabatan Sekda di Bumi Tali Undang Tambang teliti. Jumlah empat adalah jumlah minimal agar proses ini bisa berlanjut.

Sehingga proses seleksi ini semakin tidak menarik. Sebab, yang telah diundang ke Jambi tentu tidak fokus lagi dan mengikuti proses lelang Sekda dapat diasumsikan hanya formalitas saja.

Singkat cerita, siapa yang akan terpilih menurut bacaan subyektif penulis semakin mengerucut ke dua nama, dan keduanya adalah putra terbaik Luhak-16 dan posisi desanya juga bersebelahan. Dalam tulisan ini penulis tidak mengulas Empat nama calon sekda lain (maaf).

Dua nama yang muncul versi penulis yang benar-benar akan bertarung yakni, Fajarman versus Nasution dalam istilah sederhana penulis mereka adalah 'Sipintar' melawan 'Sigaul'.

Jika bicara pintar, siapa yang tak mengakui Fajarman adalah sosok pejabat dengan kemampuan SDM yang mumpuni, tentu semua mengatakan beliau memang pintar.

Soal pengalaman kerja, beliau silih berganti di amanah-kan memegang jabatan prestisius dan strategis. Sebut saja beliau mantan Kepala di DPUPR, Bappeda, Assiten II dan saat ini BPKAD.

Bicara prestasi, di BPKAD beliau berhasil mempersembahkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 5 Kali secara berturut-turut atas laporan keuangan daerah dari BPK RI. Luar biasa bukan?.

Retorikanya, manajerialnya, wawasannya, pengetahuannya sebagai pejabat tinggi pratama di Merangin ia tak perlu diragukan lagi. Putra mantan Sekda Merangin Hasyim Hanafi ini memang ahlinya.

Namun, dibalik kelebihan yang cukup melimpah itu, sebagai manusia biasa Fajarman juga tak luput dari kelemahan-kelemahan dan juga kealfaan. Maaf sebelumnya jika ini salah.

Dikalangan pegawai dan para pejabat tak asing penulis dengar curhatan mereka bahwa berurusan dengan Fajarman atau BPKAD terbilang cukup 'rumit' ia terkenal 'saklek' dengan aturan dan juga tidak 'cair' dalam berurusan.

Namun bagi para pegawai dan pejabat yang berpendapat demikian, jangan bahagia dahulu, ini bukan pemilihan langsung oleh para ASN. Namun dipilih oleh Bupati Merangin setelah di konsultasikan kepada Gubernur Jambi.

Bukankah, yang kita tahu syarat pemimpin tak hanya selesai dengan modal kemampuan akademik saja, namun kepiawaian dalam bergaul untuk semua golongan cukup mempengaruhi kesuksesan memimpin itu sendiri. Yakinlah.

Sementara 'Sigaul' dikalangan 'akar rumput' bahkan pejabat sepertinya mendapat dukungan lebih untuk posisi Sekda, tak sedikit yang berpendapat biarlah tidak pintar-pintar amat yang penting berurusan gampang.

Tak hanya urusan pemerintahan saja yang dianggap 'gampang' tetapi sebagai mahluk sosial Nasution juga terkenal mudah bergaul dan dianggap lumayan 'pemurah' dalam kontek materi.

Bicara pengalaman kerja, perjalanan karir sang mantan guru SD ini, terbilang mulus dan grafiknya selalu naik. Dari jabatan terendah telah ia lalui hingga jabatan tertinggi ASN dalam lingkup kabupaten telah ia 'cicip'.

Dari jadi Guru SD, Kepsek, Kasubbag TU UPTD, Kacabdis, Sekcam, Camat, Kadis Koperindag, Staf Ahli, Asisten III, Sekwan, Kepala BKPSDMD, Plh Sekda Merangin pernah ia rasakan. Itulah perjalanan panjang karir beliau sebagai abdi negara.

Jika pemilihan Sekda melalui 'one man one vote' alias satu orang satu suara, penulis haqqul yaqin jika diadu dengan Fajarman. Kepala BKD ini boleh diistilahkan kemenangan sudah 'diatas angin'.

Namun, lagi-lagi perlu diingat bahwa yang memilih adalah bupati Merangin setelah di konsultasikan kepada Gubernur Jambi. Itu sama artinya peluang keduanya bisa saya berubah-ubah tergantung keinginan atasan mereka.

Bukankah kita tahu, gubernur Jambi adalah bupati Merangin beberapa bulan lalu, gubernur Al Haris masih diyakini punya peran sentral dalam menentukan siapa Sekda Merangin, meskipun hak veto ditangan bupati Mashuri.

Al Haris terkenal bijak dalam menentukan sesuatu, dan keputusannya termasuk jitu dan sering kali susah ditebak, ia gampang luluh dengan kaum lemah.

Disamping itu tentu ia juga menginginkan orang pintar yang menjadi pejabat negeri ini. Namun berdasarkan pengalaman selama ia juga banyak menggunakan pejabat yang punya loyalitas dan royalitas kepada atasan dan bawahannya.

Namun, semuanya masih berproses jika bicara nasib, 'tuah ayam bisa ditebak tuah manusia siapa yang tahu'. Bisa saja Agus Zainuddin, Ibrahim, Jailani dan Jangcik Mohza yang ditakdirkan Allah menjadi Sekda Merangin, Wallahualam Bissawab.
 
Penulis: Himun Zuhri

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun