Ketika kita mendengar
 "Revolusi Hijau," biasanya pikiran langsung melayang ke pertanian berkelanjutan atau pelestarian lingkungan. Namun, dalam konteks Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di Indonesia, istilah ini terasa lebih ambigu. Benarkah ini sebuah langkah besar untuk perubahan? Ataukah sekadar sandiwara politik demi menarik simpati publik? Mari kita lihat lebih dalam.
KEMBALI KE ARTIKEL