Banyak orang yang begitu khawatir dengan nasib Timnas nanti malam. Â Bahkan sebagian orang yang hanya mengakui Indonesia sebagai negaranya supaya tetap bisa makan, memilih meremehkan dan mendiskreditkan Timnas dan menunggu Timnas terguling di Bukit Jalil.
Karena dalam konteks persepakbolaan, Ane sudah ditakdirkan hanya sebagai seorang suporter, dan Ane orang yang mengimani sebuah agama, sehingga Ane harus bertanggung jawab dan ikhlas menjalani garis nasib itu, maka sudah selayaknya Ane menjalankan tugas Ane sebaik-baiknya menjadi suporter. Â Tugas seorang suporter adalah memikirkan kemenangan yang akan diraih oleh timnya. Â Untuk mewujudkan pikiran itu, Ane akan tempuh segala cara, mulai dari berdoa, menulis, menyaksikan setiap pertandingan Timnas baik itu di televisi atau stadion, berteriak, dan terakhir menerima apapun hasil yang diperoleh oleh Timnas. Â Sebab Ane yakin dan percaya, bahwa hasil yang dituai Timnas, sedikit banyak adalah hasil kontribusi Ane sebagai suporter. Â Kalau kalah, tetap sportif dan terus mendukung, karena Ane tidak punya kemampuan lebih untuk menjadi pemain ataupun pelatih sepakbola yang bisa memberikan kontribusi lebih besar dari mereka yang ada di skuad Garuda.
Melihat penampilan Malaysia di pertandingan pertama dan kedua, sebenarnya tidak terlalu istimewa dalam bentuk tim. Â Memang mereka memiliki beberapa pemain dengan kemampuan dan kecepatan yang baik, tapi apalah artinya keistimewaan itu jika mereka belum bisa bermain dalam satu jiwa, dalam konteks sebagai tim. Â Memang mereka berhasil menghempaskan Laos 4-1, sedangkan Indonesia cuman bisa imbang 2-2. Â Tapi, ingat ketika Laos menghadapi Indonesia, mereka masih sangat fresh dan konsisten. Â Tim medioker seperti Laos memang sering mengejutkan di pertandingan pertama, persis seperti Indonesia saat bertanding di putaran final Asian Cup. Â Apalagi Laos masih didominasi pemain muda pada skuadnya, konsistensi masih menjadi sesuatu yang belum bisa diandalkan. Â Hal ini bisa dilihat pada AFF Cup 2010, di mana Laos berhasil menahan imbang Thailand 2-2 di pertandingan pertama, tapi setelah itu dihajar Indonesia 6-0 dan Malaysia 5-1. Â Tapi, paling tidak Laos bisa menahan 1-1 dan membuat Malaysia frustasi selama 65 menit pertama, itu adalah catatan penting progress kemajuan sepakbola Laos ataukah kemunduran sepakbola Malaysia.
Jika menyimak keseluruhan peserta, tim yang bermain paling baik adalah Thailand. Â Tim lain bisa dibilang seimbang dan cenderung biasa saja untuk bisa diimbangi oleh Timnas Indonesia. Â PR Timnas Indonesia sampai saat ini adalah ketajaman di barisan penyerang. Â Bepe yang diharapkan dapat menjadi mesin gol, ternyata belum bisa menunjukkan performa apiknya. Â Beberapa peluang yang seharusnya gol, ketika menghadapi Laos dan Singapura, belum juga bisa dikonversikan dan sampai saat ini BePe masih belum mencatatkan namanya di papan skor. Â Apakah malam ini BePe akan mampu memecahkan kebuntuannya?. Â Ane sangat berharap hal itu terjadi, sebab jika BePe bisa mencetak gol, maka motivasi pemain lain akan sangat berlipat ganda mengingat BePe termasuk sosok sentral yang dihormati oleh seluruh punggawa Timnas saat ini. Â Tapi, sayangnya catatan BePe bersama Timnas kala menghadapi Malaysia tidak terlalu bagus. Â Dari beberapa kali bertemu, BePe baru sekali mencetak gol ke gawang Harimau Malaya, tepatnya ketika Indonesia menghempaskan Malaysia di babak Semifinal AFF Cup 2002 di Jakarta dengan skor 1-0.
Sebagai penutup artikel ini, Ane berdoa dan berharap agar Timnas Indonesia kembali dinaungi keberuntungan sehingga bisa melaju ke babak Semifinal AFF Cup 2012. Â Biarkan orang mengatakan hasil positif yang diraih Timnas adalah keberuntungan. Â Tapi bagi Ane, sehebat apapun permainan, tanpa keberuntungan mustahil kemenangan itu diraih. Â Itu berlaku untuk tim manapun, termasuk juara Dunia, Spanyol.
Maju Terus Garudaku, kepadamulah harapan kusandarkan, doa kepada Tuhanmu jangan kau lupakan.
Let do the best, Let God do the rest!!!
Tetap mendukung Timnas, apapun hasilnya!!!
Garudaku Garudamu Garuda Kita!!!
Salam Sepakbola Bangkit!!!
