Di sela-sela kunjungan George Toisutta dan Arifin Panigoro ke Vietnam beberapa waktu lalu, ada petikan wawancara yang menarik dan akhirnya terekspos dengan luar biasa ke media. Petikan berita yang dimaksud adalah senangnya La Nyalla dengan pujian Toisutta bahwa La Nyalla adalah Pancasilais sejati.
Apakah benar Toisutta menyanjung La Nyalla?. Berikut adalah pernyataan lengkap dari Pak George Toisutta, “Saya sudah kenal lama dengan pak La Nyalla yang merupakan anak buah sobat saya pak Yapto SS di Pemuda Pancasila. Jadi jangan terlalu dibesar-besarkan deh, pasti bisa diatasi. Bendera kita sama-sama merah putih. Musuh kita Vietnam dan Malaysia, bukan sesama anak bangsa. Pak La Nyalla itu pancasilais sejati, jadi dia tahu makna sila Persatuan Indonesia.”. Coba baca sekali lagi bagian kalimat yang tercetak tebal “Pak La Nyalla itu pancasilais sejati, jadi dia tahu makna sila Persatuan Indonesia”.
http://www.boladuniamaya.com/2012/10/george-toisutta-siap-mengatasi-la.html
Kalau dilihat dari struktur kata pada kalimat di atas, ucapan Pak Toisutta itu adalah sindiran alias menggunakan majas ironi. Jadi, dalam konteks kalimat itu, Pak GT, sapaan karib George Toisutta, menyindir La Nyalla bahwa sebagai seorang bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila seharusnya bisa memahami sila Persatuan Indonesia.
Nah, ternyata La Nyalla justru senang dengan kata-kata Pak GT yang dianggap pujian, dan bahkan siap berunding dengan Toisutta, meskipun tetap saja merasa diri paling benar dan meminta Toisutta ikut menekan PSSI. What?. :-D. La Nyalla hanya mengutip kata bahwa Pak Toisutta memuji dirinya sebagai Pancasilais sejati.
Banyak yang menganggap ini adalah bagian dari kebiasaan La Nyalla yang hobi plintir-memlintir. Tapi, Ane punya kesimpulan sendiri. Dari kejadian ini Ane menyimpulkan bahwa, kalau selama ini Pak La Nyalla hanya mengutip beberapa buah kata dari kalimat-kalimat utuh yang sebenarnya, itu bukanlah sebuah kesengajaan. Tapi, memang kemampuan Pak La Nyalla dalam menghafal, mencerna, memahami dan menarik kesimpulan dari suatu rangkaian kalimat sangat lemah. Jadi, sangat tidak mungkin Pak La Nyalla itu melakukan pemlintiran. Bagaimana mungkin dengan kemampuan beliau yang sangat terbatas, sangat mustahil beliau melakukan intrik-intrik dan pemlintiran berita.
Dengan keterbatasan kemampuan itu, saya yakin media selama ini juga salah memberitakan bahwa Pak La Nyalla adalah Ketua KPSI versi KLB Ancol. Menurut Ane, lebih tepatnya Pak La Nyalla adalah Ketua KPSI versi SLB Ancol.
Waduh, maaf ya Pak La Nyalla, kalau selama ini Ane terlalu berburuk sangka, terlalu suudzon. Sekali lagi maaf.
Salam Sepakbola Bangkit!!!