Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Jebakan Badman PTLI, Strategi Penghancuran PSSI

30 September 2012   16:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:26 2255 14
Salam Sepakbola Bangkit!!!

Para pecinta sepakbola nasional khususnya yang berdiri di belakang PSSI boleh merasa di atas angin dengan hasil MoU antara PSSI dengan PTLI yang difasilitasi oleh AFC & FIFA.  Bahkan sampai di pertemuan kedua, keputusan memang masih tetap berpihak kepada PSSI.  Realitanya memang seperti itu, tapi aktualisasinya di lapangan akan menjadi sangat berbeda, apalagi menghadapi para manusia bunglon di KPSI yang memang memiliki bakat garong sejak lahir.  Dengan diperkuat beberapa anggota DPR seperti Djamal Azis, syahwat garong mereka akan semakin membubung melebihi ubun-ubun.

Hal pertama yang akan kita bahas adalah mengapa KPSI minta 2015?.  Banyak Kompasioner yang menyangka hal ini berhubungan dengan RI1 2014.  Ane juga akan menambahkan bahwa ini ada hubungan dengan pembayaran hak siar Piala Dunia 2014, di mana ISL dan klub-klub yang bernaung di dalamnya akan menjadi sapi perahan Pohon Beringin FC untuk pemenuhan pembayaran hak siar ini.  Ada yang mau menambahkan lagi, kira-kira apa yang mendasari para garong itu menganggap angka 2015 adalah angka cantik?.  Bukan karena kalau dijumlah hasilnya 8 lho, yang mana angka 8 adalah angka istimewa untuk bangsa China.  Eng ing eng..... 2015 adalah saat di mana PSSI akan memilih Ketua Umum baru, dan dengan mengakui ISL berada di bawah yuridiksi PSSI, maka PSSI telah masuk dalam pusaran jebakan Badman PTLI.

Mungkin Rekans Kompasioner sedikit mengernyitkan dahi, koq Badman, bukan Batman?.  Kalau Batman adalah pahlawan komik berlambang kelelawar hitam.  Sedangkan Badman artinya adalah manusia bejat, ya ini lebih pas untuk mendefinisikan kumpulan manusia yang ada di KPSI termasuk PTLI.  Okaylah, kita tinggalkan pembahasan masalah Badman.  Lanjuttt....

Dalam 2 tahun terakhir PTLI telah menderita rugi hampir Rp. 90M.  Kalau ISL tahun ini tetap berjalan sendiri tanpa sponsor, maka kondisi PTLI akan semakin berdarah-darah.  Berbeda dengan LPIS yang sudah siap disokong dengan sponsor dari beberapa perusahaan raksasa dengan penambahan peserta menjadi 16 klub.  Beberapa klub IPL pun sudah mendapatkan sponsor seperti Persema yang sudah teken kontrak dengan perusahaan apparel asal Australia, Persibo yang teken kontrak dengan beberapa perusahaan Malaysia dan akan dilatih oleh Raja Isa dalam paket kerja samanya, Persebaya dengan perusahaan penerbangan Malaysia, Persiba  Bantul sudah sepakat dengan Bank Mega dan Semen Holchim.  PSM tidak mau ketinggalan, di mana Semen Bosowa tahun depan tidak akan sendiri lagi.

Dengan kondisi klub-klub ISL yang sudah mulai sekarat, mau tidak mau ISL harus mencari sumber pendanaan baru dan mencari sebanyak mungkin klub baru.  Hal ini mungkin dilakukan jika ISL berada di bawah PSSI.  ISL tidak mungkin diputar dengan hanya berisi Persipura, Persija ISL, Persib, Sriwijaya FC, Arema-Pelita Bakrie, Barito Putera, Mitra Kukar dan Persepam.  Buat para penggemar Persiba Balikpapan dan Persisam, mohon maaf klub Anda tidak Ane masukkan, karena ketergantungan kedua klub ini atas perusahaan-perusahaan tambang batu bara di sana.  Dengan anjloknya harga batu bara dunia, mau tidak mau kedua klub ini harus ikut terkena imbasnya.  8 Klub tentunya akan jauh gengsi dan gaungnya dibandingkan dengan IPL.  Dengan 18 klub saja ISL tidak mampu mendatangkan sponsor, apalagi angka 1 di depannya hilang.

Tidak hanya memanfaatkan PSSI untuk mendatangkan sponsor dan mendatangkan klub baru, ISL juga akan membebankan hutang hampir Rp. 90M ke PSSI.  Masih ingat kan komposisi saham PTLI, 99% adalah milik PSSI.  Masih ingat juga kan saat pengurus PSSI baru menjabat?.  Belum apa-apa mereka sudah ditagih hutang pengurus lama dari 4 hotel berbintang di Jakarta.  Belum lagi selesai bernafas, PSSI sudah ditagih lagi dari konsultan bidding Piala Dunia di mana Nurdin cs pernah mencalonkan menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia 2022.  Selesai?.  Nggakkkk....  Masih ada tagihan dari juara Piala Suratin 2009 yang hadiahnya belum dibayar.  Cukup?.  Ada lagi hutang Sriwijaya FC kepada AFC yang akhirnya ditagihkan ke PSSI karena tidak kunjung dibayar oleh Sriwijaya FC.  Habis?.  Belom sodara-sodara, masih ada lagi tagihan dari CAS akibat laporan yang dibuat oleh Persipura Jayapura.  Sebagai federasi yang membawahi Persipura, PSSI juga harus membayar biaya sidang kasus tsb.  Apalagi setali tiga uang dengan SFC, Persipura juga mangkir dari kewajiban membayar persidangan kasus tsb.  Hadew,.... Capek Ane nulis dosa hutang pengurus lama, koq ga habis-habis juga ya....  Ngga tau neh, ada lagi atau ngga habis ini.

Rentetan kesialan itu membuat PSSI defisit keuangan yang luar biasa, sehingga terpaksa membatalkan keberangkatannya ke Vietnam untuk uji coba.  Padahal PSSI tengah berjuang memenuhi tuntutan masyarakat untuk menaikkan peringkat Indonesia.  Jadwal uji coba pun masih berhenti di bulan Oktober 2012, padahal negara-negara ASEAN lagi semakin memperbanyak jadwal pertandingannya menjelang gelaran AFF Cup November-Desember 2012.  Dan kabarnya PSSI sampai akan kembali mengganti Manager Tim Nasional, demi memberikan suntikan dana segar untuk Timnas yang akan berlaga di Piala AFF.  Kalau rumor ini benar, berarti dalam 6 bulan PSSI telah dimanageri oleh 4 orang yang berbeda.

Ternyata, hutang Rp. 90M tidak membuat PTLI koreksi diri dan melakukan efisiensi sana-sini.  Padahal secara logika bisnis, perusahaan yang merugi akan membuat kebijakan-kebijakan yang bermuara pada CRP (Cost Reduction Programme).  Kalau Ane yang punya PTLI neh, udah Ane pecat tuh Jokdri dan perangkatnya, mirip seperti yang dilakukan PSSI tahun lalu.  Bedanya PSSI karena alasan audit, kalau Ane alasannya Jokdri tidak kompeten menjalankan perusahaan.  Padahal sejatinya PTLI adalah perusahaan yang diharapkan memberikan profit, sehingga bisa menghidupi kompetisi amatir, pembinaan usia muda dan Timnas.  Tapi itulah kondisi hukum di Indonesia, di mana mafia peradilan sungguh sangat menggurita.  Di pengadilan legal dan ilegal hanya beda di bayar atau tidak, sehingga PTLI masih tetap hidup, walaupun sudah ditutup oleh pemiliknya, PSSI.

PTLI tidak sepenuhnya menyerahkan diri pada PSSI, sesuai keputusan pada MoU dan meeting JC edisi kedua, lihatlah bagaimana keputusan-keputusan mereka adalah hasil perundingan dengan KPSI.  Dan yang lebih membahayakan adalah mereka sengaja menghancurkan PSSI dengan memiskinkan PSSI, karena mereka sudah sadar bahwa positioning legal & administratif PSSI sangat kuat dan tidak mungkin dirobohkan.  PSSI didukung oleh cendekiawan dengan reputasi luar biasa seperti Todung Mulya Lubis, Anis Baswedan, Halim Mahfudz, Prof. Djohar Arifin Husein, dll.  Jadi, satu-satunya strategi adalah masalah logistic.  Tidak ada satupun organisasi yang bisa berjalan tanpa uang.  Ibaratnya tikus di atas kapal, mereka tidak mungkin akan bisa ke mana-mana, untuk menguasai kapal maka mereka harus merampas seluruh logistik kapal.  Namun, apakah mereka akan sampai di daratan dengan selamat, itu urusan belakang, yang penting pemilik kapal hancur.

Rp. 90M akan membuat PSSI miskin?.  Di sinilah kurang ajarnya PTLI.  Meski sudah defisit segitu gede, tapi mereka masih juga jor-joran membuang anggaran.  Terbaru, PTLI akan menanggung seluruh biaya away klub peserta dan menanggung kekurangan gaji yang belum dibayarkan.  Memang mereka mengatakan akan dipotong dari Revenue Share masing-masing klub, tapi dengan reputasi kotor selama ini, keputusan-keputusan ini terasa janggal dan terlihat akan dijadikan strategi pencucian uang.  Di manakah letak kejanggalannya?.  Lha kalau tahun kemarin seluruh Revenue Share sudah diberikan saja mereka masih menunggak gaji di atas 2bulan, bagaimana dengan tahun ini yang pesertanya bertambah 2 klub?.  mikir#mode on.

http://www.bola.net/indonesia/pt-liga-indonesia-tanggung-biaya-away-klub-isl-6ffa20.html

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-09-29/147779/PT_Liga_Talangi_Tunggakan_Klub_ke_Pemain

Dan kalau nanti klub ternyata tunggakannya lebih besar dari Revenue Share, siapa yang menanggung?.  Lalu, bagaimana kalau pembayaran dari klub-klub nanti macet, pasti sudah ada alasan yang dipersiapkan.

Harus kita akui, memang PTLI lebih profesional, terutama dalam hal tipu-menipu, tilep-menilep, ajang pencucian uang dan membuat liga lebih terasa Jegerrr.

Kembalinya PTLI mengancam eksistensi PSSI.  Dan kalau jadi ISL di bawah PSSI tahun depan, maka bisa dipastikan klub-klub ISL akan tertawa gembira, karena mereka tidak jadi dijadikan sapi perahan untuk menggelontorkan dana membayar hutang pembayaran hak siar Piala Dunia 2014.  Dan PSSI yang akan jadi sapi perahan baru mereka.  ISL merasa pengambilalihan ini adalah bentuk kemenangan mereka, karena sekarang seolah-olah posisi tawar mereka lebih tinggi dari sebelumnya.  PSSI tidak mungkin bisa hidup tanpa ISL dan PTLI.  Beginilah kalau peliharaan merasa telah dimanjakan, maka suatu saat tuannya bisa dimakan juga.

Semoga PSSI memiliki rencana lain dan strategi yang lebih jitu, sehingga ISL dan KPSI bisa lumpuh sebelum 2014.  Kalau saran Ane sih masih seperti beberapa bulan lalu, pecat klub-klub ISL dari keanggotaan PSSI, dan mereka tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, karena mereka membutuhkan PSSI.  Apa yang dilakukan ISL sekarang harus dilaporkan oleh PSSI, agar AFC mengambil tindakan tegas dan memberi keleluasaan PSSI untuk mengeluarkan para klub ISL dari keanggotaan PSSI.  2 Keputusan PTLI pada link di atas bisa sebagai bukti sahih, di mana PTLI tetap tidak mengindahkan PSSI.  Hal yang perlu diingat PTLI adalah mereka hanya operator Liga, 2 keputusan di atas hanya bisa dibuat oleh PSSI sebagai regulator Liga.

Semoga PSSI bisa melalui ini semua, berkahilah orang-orang baik ini ya Allah, Amiin....

Salam Sepakbola Bangkit!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun