Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Pekanbaru, Antara Surga dan Neraka Bagi PSSI

9 Juli 2012   15:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:08 833 10
Salam Sepakbola Bangkit!!!

Tidak dipungkiri antusiasme suporter di Pekanbaru dalam mendukung Timnas U22 dalam mengarungi beratnya Kualifikasi AFC Cup U22 2013 begitu hebat.  Bahkan beberapa di antara penonton tersebut adalah mantan teman-teman Ane waktu kuliah di Fakultas Ekonomi S1 Ekstensi Universitas Negeri Riau tahun 2005.  Hal itu Ane ketahui waktu up date status di facebook menjelang laga melawan Australia, teman Ane itu membalas status Ane bahwa dia sedang berada di dalam stadion menyaksikan langsung pertandingan.

Namun dalam pertandingan tsb sayangnya ada oknum-oknum yang datang tidak dengan niat baik.  Ane tidak akan membahas spanduk "Kami Datang Untuk Indonesia, Bukan PSSI".  Niat tidak baik itu terlihat saat Ketum PSSI Djohar Arifin Husein turun ke lapangan untuk membuka acara, dan saat diperdengarkan lagu kebangsaan Australia.  Suara huuuu terdengar cukup riuh.  Jelas aksi ini dilakukan oleh pihak-pihak yang anti PSSI.  Maklum, Riau memiliki 2 klub utama yang bermain untuk PT Liga Indonesia, yaitu PSPS Pekanbaru dan Persih Tembilahan Kab. Indragiri Hilir.

Padahal kalau masyarakat Riau tahu bahwa latar belakang PSSI menggelar pertandingan di Pekanbaru adalah untuk mempromosikan daerah mereka ke dunia internasional, maka mereka harus berpikir ulang untuk menodai moment-moment penting tsb.  Dengan kedatangan 5 negara luar ke Pekanbaru, tidak hanya hotel dan restoran kelas wahid yang menikmati, pedagang kecil dan objek wisata pun juga akan menerima benefitnya.

Sebelumnya pemerintah provinsi Riau berusaha mendatangkan Juventus untuk beruji coba dengan Tim Pon Riau, sekaligus menjajal stadion baru dan upaya promosi daerah.  Namun, fee yang terlalu tinggi akhirnya membuat pemda angkat tangan alias menyerah.  Bapak HM Rusli Zaenal tidak menyerah begitu saja, sehingga meminta bantuan PSSI untuk mendaftarkan Riau sebagai tuan rumah AFC Cup U22, sebagai pengganti pertandingan internasional yang gagal digelar.

Konflik yang melanda Panitia Pon Riau dengan kontraktor pembangunan stadion sempat membuat PSSI berencana memindahkan pertandingan ke GBT Surabaya dan Gajayana Malang.  Namun, dengan niat membantu Riau, PSSI akhirnya ikut dalam pusaran konflik dan menerjunkan tim langsung ke Riau berupaya agar pertandingan tetap digelar sesuai jadwal.  PSSI sempat meminta AFC mengundur waktu dengan dalih Piala Eropa, padahal PSSI memberi tenggang waktu penyelesaian konflik pembangunan stadion.  Padahal kalau pertandingan berlangsung di GBT dan Gajayana, PSSI jelas akan jauh diuntungkan.  Selain jumlah penonton dijamin akan jauh lebih banyak, kedua stadion ini dihuni oleh klub-klub yang berkompetisi di bawah naungan PSSI di Indonesian Premier League.

Tapi, itulah sebuah pilihan.  PSSI sadar dengan resiko yang akan terjadi ketika berada di "Neraka" bagi mereka.  Namun, di sebalik itu semua, antusiasme dan nasionalisme sebagian besar warga Riau lainnya menjadi Surga tersendiri bagi PSSI.

Teruslan Berjuang Timnas Muda!!!

Tetap Dukung Timnas Apapun Hasilnya!!!

Garudaku, Garudamu, Garuda Kita!!!

Salam Sepakbola Bangkit!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun