Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Bakrie, Jangan Jadikan Polisi & Sepakbola Alat Pembunuh Massal!!!

4 Juni 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 1668 5
Salam Sepakbola Bangkit!!!

Aksi Brutal The Jakmania berimbas kepada Bonek.  ISL berusaha mengembalikan citra buruk mereka yang tercoreng dalam peristiwa terbunuhnya 3 suporter saat pertandingan Persija ISL vs Persib Bandung.  Siapa lagi yang menjadi sasaran mereka kalau bukan Bonekmania, setelah mereka berhasil menggiring Aremania dengan membuat kekisruhan di internal Arema dan mencatut 5 pemain kesayangan Aremania (hal yang juga telah mereka lakukan pada Persija ISL)?.  Sebab, di antara kontestan IPL, Bonekmania-lah yang jumlahnya paling banyak, Bonekmania-lah yang paling melegenda dan Bonekmania-lah yang paling memiliki nilai jual.  Maaf bukan mengecilkan komunitas suporter lainnya seperti PaserBumi, Spartacks, Maczman, Persibomania, Kampak, dsb.  Selain itu citra negatif Bonek di masa lalu adalah makanan empuk buat mereka membangun opini miring soal Bonek.

Sebenarnya skenario ini sudah dibangun jauh-jauh hari dengan mengganti Kapolrestabes Surabaya dari Choky Manurung ke Tri Maryanto.  Pergantian ini dilakukan menjelang pertandingan Persebaya vs PSMS Medan.  Dengan dalih demo BBM, kepolisian tidak mengeluarkan izin pertandingan sampai akhir April 2012.  Tapi, anehnya 3 hari kemudian keluar izin pertandingan untuk PerseNyalla.  Begitupun untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya, izin pertandingan Persebaya selalu dipersulit.  Padahal ini tidak terjadi di pertandingan-pertandingan sebelumnya.  Sebagai catatan juga, Choky tokoh yang dikenal dekat dengan Bonekmania, sehingga Bonekmania pun sangat menghormati figur Choky dan menulisnya di laman blog mereka.    http://bonek-suroboyo.blogspot.com/2012/04/figur-bapak-coki-manurung-kapolrestabes.html

Jadi, jangan heran walaupun Persebaya beberapa kali menuai hasil kurang memuaskan di kandang tidak ada aksi anarkis Bonekmania.

Bahkan pertandingan Persebaya vs Persija sejatinya digelar Sabtu, 2 Juni 2012, namun ditunda karena di hari yang sama PerseNyalla juga bertanding.  Kapolrestabes justru memberikan izin utama ke PerseNyalla ketimbang Persebaya.  Sampai di sini Bonekmania tetap bereaksi positif.

Ternyata penyulitan izin pertandingan tidak juga bisa mensabotase pertandingan IPL di Surabaya.

Sehubungan kerusuhan Persija vs Persib, kepanikan melanda kubu ISL.  Pembangunan opini mulai dilakukan dari pembahasan kerusuhan The Jakmania tapi dengan gambar Bonekmania oleh Televisi corong Bakrie.  Selanjutnya provokasi dari suporter Brutal ISL lainnya dari klub sesama Jatim, Deltamania yang melakukan pelemparan ke rumah penduduk di Mojokerto, dan Bonek palsu muncul untuk memancing kemarahan warga dan menyerang Deltamania.  Berita besar pun dibuat untuk menguatkan opini ini, dengan memberitakan beberapa gelintir warga diubah menjadi ratusan Bonekmania menyerang Deltamania sebagai balasan serangan Deltamania terhadap Bonek selepas menonton Negeri Sembilan FA, Malaysia.

Dan hari yang ditunggu pun tiba, yaitu pertandingan home Persebaya.............

Hasil kurang memuaskan tidak juga memancing kemarahan Bonekmania, apalagi di GBT tidak ada suporter lawan yang bisa dijadikan umpan.  Hal yang sebenarnya bisa diduga pun terjadi, siapa lagi yang bisa memainkan sandiwara di stadion itu kalau bukan POLISI, sekali lagi POLISI.  Kompasioner semua harus sadar bahwa Pasal 1 Polisi tidak pernah salah, dan Pasal 2 Kalau Polisi salah lihat kembali Pasal 1.  Jadi, apapun yang dilakukan polisi, mereka akan dengan leluasa berdalih.

Rekayasa pun sudah sangat rapi dibuat.  Mereka sangat memahami kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Bonekmania selepas pertandingan, yaitu melepas dan membawa pulang spanduk dukungan.  Selanjutnya adalah menentukan tribun yang memungkinkan untuk jatuhnya korban jiwa, yaitu tribun BB yang hanya memiliki satu pintu keluar melalui lorong.  Langkah selanjutnya adalah menyisipkan anggota berpakaian preman di antara Bonekmania sebagai provokator.  Adalah hal lazim bahwa saat pertandingan, Polisi melakukan pengamanan di tengah-tengah suporter dengan berpakaian preman (tidak menggunakan seragam-red). Langkah keempat adalah mengirimkan mobil patroli melewati depan lorong pintu keluar untuk menjadi umpan, dan Polisi preman tadi mengejar mobil patroli itu dan mulai merusak mobil supaya Bonekmania yang lain ikut merusak.  2 Polisi yang mengendarai sudah terlatih untuk dengan cepat keluar dari mobil dan sudah ada tempat perlindungan yang sudah ditentukan, jadi mereka tahu harus lari ke arah mana.  Langkah terakhir satu pasukan Polisi sudah disiapkan untuk menghajar Bonekmania, dengan dalih berbuat ricuh.  Dalam situasi seperti ini, perhatian massa akan pecah dan tidak sempat memperhatikan polisi preman yang memulai merusak mobil polisi tadi telah menghilang dari tempat kejadian.

Dan akhirnya...... bukan Persebaya dan Persija yang berhasil memenangkan pertandingan, tapi Polisi.  Baca berita-berita di bawah ini untuk melihat betapa mulusnya skenario yang telah dibuat.

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-06-04/137415/Gas_Air_Mata_Itu...

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-06-04/137477/__Beredar_Foto_Perwira_Pertama_Kali_Tembakkan_Gas_Air_Mata

http://www.lensaindonesia.com/2012/06/04/ada-skenario-persebaya-1927-tak-bisa-main-di-kandang.html

Dan, akibat kerusuhan inipun bisa ditebak, Persebaya tidak mendapatkan izin bertanding di Surabaya sampai batas waktu yang tidak ditentukan.  Sabotase IPL yang sudah dilakukan sejak April 2012 dengan dalih penyegaran di tubuh Polrestabes Surabaya.  Tapi, mereka lupa, bahwa kemanapun Persebaya bertanding, Bonek tidak akan pernah berhenti mendukung Persebaya, bukan PerseNyalla.

Ane berharap Bonekmania membawa kasus ini ke Komnasham, Komnas Perlindungan Anak dan Komnas Perempuan disertai bukti foto dan video.  Ane juga berharap ada Bonek yang berani mengirim video ke Suara Anda MetroTV, biar publik yang menilai.

Dengan mengucap Istighfar, Astaghfirullahaladzim, Ane meminta kebesaran hati Pak Bakrie untuk menghentikan ini semua.  Bukankah Bapak sudah punya hak siar Piala Dunia 2014 yang bisa mengangkat citra Bapak di mata masyarakat agar memilih Bapak pada Pilpres 2014?.  Jangan rusak citra Bapak dengan terus membuat kisruh di persepakbolaan Indonesia.  Kalau Bapak panik dan kecewa dengan kejadian Persija ISL kemarin, seharusnya yang Bapak lakukan adalah hentikan ISL dan mengajak klub-klub ISL kembali ke pangkuan PSSI, sehingga FIFA tidak perlu membahas permasalahan sepakbola Indonesia di Sidang Komite Darurat FIFA 15 Juni 2012 mendatang.

Dengan segenap kerendahan hati Ane memohon, Pak Bakrie jangan jadikan polisi dan sepakbola sebagai alat pembunuh massal seperti lumpur Lapindo.

Turut berduka untuk Alm. Purwo Adi Utomo, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.  Amiin....

Dan yang harus Kompasioner perhatikan, lihat perbedaan perlakuan korban kerusuhan ISL dan IPL.  Kalau di ISL, ramai-ramai para Stakeholder (klub & KPSI) tidak mengakui dan lepas tangan atas kejadian itu.  Tapi lihat di IPL, pengurus PSSI, pengurus LPIS, pengurus dan pemain Persebaya serta Bonekmania semua menghadiri pemakaman dan menyatakan bela sungkawanya terhadap keluarga korban.  Komdis pun memberikan sanksi kepada Panpel.  Beginilah cara profesional memperlakukan assetnya.

Bonek, kami selalu bersamamu.  Salam S1NYAL.....

Salam Sepakbola Bangkit!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun