Beberapa minggu yang lalu sebelum hari raya Idul Fitri, pagi-pagi saya ditelepon kawan SMA yang berprofesi sebagai manajer produksi perusahaan ternama. Sebut saja nama teman saya iniadalah Biyik (B) dan saya adalah ithenk (I). Nama ini adalah nama panggilan akrab kami sejak SMA di Jogyakarta hingga sekarang. Seluruh siswa SMA kami adalah laki-laki dan hampir tiap kawan memiliki panggilan akrab meskipun biasanya panggilan tersebut lebih jelek dari nama asli atau pemberian dari orang tua kami.