Berita ini tidak ada kaitannya dengan peringatan Hari Buruh Sedunia tanggal 1 Mei. Tetapi terkait isu yang saat ini tengah beredar luas di kalangan masyarakat Papua. Bahwa akan ada serangan dari kelompok sipil bersenjata yang menolak integrasi Papua ke dalam NKRI. Kebetulan peristiwa integrasi tersebut persis terjadi pada tanggal 1 Mei 1963 atau tepat 50 tahun yang lalu.
Menanggapai isu serangan itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua kepada wartawan mengatakan tidak akan membiarkan gerakan atau serangan itu.
“Ada isu yang mengatakan, 1 Mei nanti mereka akan melakukan suatu gerakan dan penyerangan, tapi kita coba redam itu. Masa sih sesama saudara saling menyerang, tapi kalau mereka ganggu, kita pasti akan merespon dengan keras bersama polisi. Tak akan saya biarkan rakyat atau prajurit terganggu, itu sudah pasti,” kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua kepada wartawan usai melakukan pertermuan dengan Komisi I DPR RI, Sasana Karya Kantor Gubernur Papua-Jayapura, Senin (22/4/2013). http://tabloidjubi.com/2013/04/22/pangdam-coba-redam-isu-penyerangan-1-mei/
Menurut Pangdam, dengan adanya isu penyerangan itu, pihaknya sudah coba berkomunikasi, kalau memang ada beda paham silahkan, namun jangan sampai harus saling membunuh.
“Kalau mereka dengan bersenjata, pasti saya hantam dan tumpas. Saya tidak akan biarkan rakyat atau prajurit terganggu,” tambahnya.
Sebagai bangsa, pernyataan Pangdam itu adalah bagian dari sikap tegas TNI selaku pihak yang bertanggung jawab atas keamanan di seluruh negeri. Bahwa TNI tidak akan mentolerir aksi dari pihak manapun yang coba-coba mengganggu keamanan masyarakat Papua. Apalagi kalau aksi itu berkaitan dengan perjuangan ideologi sekelompok orang yang ingin mengganggu KEDAULATAN NKRI.
Pernyataan Pangdam itu juga sekaligus dapat memberikan rasa tenteram bagi masyarakat Papua yang dalam beberapa hari terakhir ini dilanda isu profokatif itu. Karena itu itu sudah pasti sangat mengganggu suasana batin warga Papua.
Semoga pada 1 Mei nanti, yang tinggal seminggu lagi, tidak terjadi peristiwa yang merugikan kita semua. Biarkan masyarakat bekerja dengan tenang menjalani rutinitas keseharian mereka. Para pegawai negeri tetap berada di tempat tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Para guru dan anak sekolah tetap menjalankan aktivitas balajar-mengajar, mahasiswa tetap ke kampus untuk menuntut ilmu. Dan Mama-mama dan para pedagang tetap berjualan di pasar.
Kita berikan dukungan kepada aparat keamanan (TNI dan Polri) menjalankan tugas mereka menghadapi aksi kelompok pengganggu, dengan harapan : semoga tidak ada pertumpahan darah lagi di Bumi Cenderawasih ini. Semoga!