Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Stop Sudah Perang Suku di Papua

4 Juli 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:01 1580 1
Perang antarsuku di Papua masih menjadi pemandangan yang lumrah. Dua hari lalu, Selasa (2/7/2013) lima orang warga terkena  panah akibat perang suku di  Desa Ilekma Atas dan Ilekma Bawah di Distrik Napua, Kabupaten  Jayawijaya. Insiden itu dibenarkan Kabid Humas Polda Papua  Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya. Korban luka semuanya dariIlekma Bawah . Para korban tidak dibawa ke RS, tapi dilakukan pengobatan tradisional. “Kami segera memanggil saksi-saksi guna dimintai  keterangannya,” kata Kabid. (sumber) Dilihat dari jumlah korban, memang belum sebanding dengan peristiwa perang suku di beberapa tempat lain yang mengakibatkan korban nyawa hingga puluhan bahkan ratusan orang. Contohnya tanggal 30 Mei 2013 di Kabupaten Wamena. Enam orang dikhabarkan tewas dan 21 lainnya mengalami luka-luka terkena panah.   Pertikaian antar kelompok yang dikenal dengan sebutan ‘kelompok atas’  (pegunungan) dengan ‘kelompok bawah’ (pantai) itu, terjadi hanya karena honai milik kelompok bawah dibakar oleh kelompok atas. (sumber) Peristiwa Ilaga Peristiwa perang suku paling tragis terjadi akhir Juli 2011 di Kabupaten Puncak, Papua, yang dikenal dengan ‘peristiwa Ilaga’. Massa dari Distrik Ilaga dan Distrik Dome saling serang untuk membela calon bupati mereka (Pendukung Simon Alom vs pendukung Elvis Tabuni).Bentrokkan kembali pecah pada 4 Januari 2012. Korban kembali berjatuhan. Data terakhir mengenai korban dalam insiden itu menurut Elvis Tabuni yang juga Ketua DPRD Kab. Puncak, tercatat 300 orang tewas dan korban luka-luka 900 orang termasuk korban dari petugas Polisi yang mengamankan insden itu. Untuk mendamaikan kedua kelompok itu, Pemkab setempat harus menyisihkan dana sekitar Rp 17 Milyar.  (sumber) Atas berbagai pertikaian antarsuku itu, seorang pegiat HAM asal Papua, Yosepha Alomang yang dikenal dengan panggilan akrab Mama Yosepha mengaku prihatin. “Saya menangis melihat kejadian ini, banyak anak yang menjadi korban…,” tutur tokoh perempuan suku Amungme yang sudah meraih berbagai pengharaan HAM yang juga Pembina Utama Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (YAHAMAK) Papua ini. (sumber) Rawan Kampanye Hitam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun