Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Harga BBM Naik bodoh amat, yang penting Referendum

20 Maret 2012   04:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:43 447 2

Ketika ribuan warga dan para aktivis mahasiswa di banyak daerah sibuk berdemo menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM), para aktivis Papua justru asik sendiri. Yang mereka tuntut bukan masalah BBM tetapi soal REFERENDUM...!!!  Seakan mereka mau mengejek bahwa  dengan dana otsus triliunan di tangan mereka masalah BBM naik tak penting, asalkan Papua bisa melaksanakan referendum.

Dari pemberitaan di media massa, kita dapat mengikuti dalam sepekan terakhir, demonstrasi elemen pro-M terjadi di banyak tempat di Tanah Papua. Di Kotaraja (Jayapura) ratusan anak muda yang tergabung dalam kelompok KNPB (salah satu faksi pro-M) berunjuk rasa di kantor Majelis Rakyat Papua (MRP). Kelompok yang sama di Timika juga melakukan aksi unjuk rasa. Tuntutannya sama, yakni menolak kedatangan Sekjen PBB, Ban Ki-Moon ke Jakarta serta meminta PBB menyelenggarakan referendum ulang di Tanah Papua karena referendum di masa lalu (melalui PEPERA tahun 1969) dinilai ilegal.

Hari ini (20/3/2012) kelompok KNPBmelakukan demo di kawasan Pojok dan Kampung Harapan, depan jalan poros Abepura-Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk menolak kedatangan Sekretaris Jenderal PBB ke Indonesia. Mereka membentangkan spanduk yang isinya meminta referendum.Beberapa anggota lainnya berdiri di tepi jalan sambil memegang "kotak revolusi" (meminta sumbangan).

http://www.antaranews.com/berita/1332206827/knpb-demo-di-sentani

Belum lama ini ada gabungan beberapa kelompok aktivis yang terdiri dari Solidaritas Hukum, HAM dan Demokrasi Rakyat Sipil Papua (SH2DRP) dan Solidaritas Kemanusiaan Rakyat Papua Barat (SKRPB) serta Penjaga Tanah Papua (Petapa) menggelar unjuk rasa di Kantor Depkumham Provinsi Papua. Tuntutannya juga sama : referendum! Kendati agak “tidak nyambung” kelompok ini juga meminta Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengakui keberadaan ‘Negara’ Papua Barat yang diproklamirkan oleh Forkorus Yaboisembut dkk pada 19 Oktober 2011 yang lalu. Forkorus cs kini terpaksa harus mendekam di Lapas Abepura setelah Pengadilan Negeri Jayapura memvonis mereka dengan hukuman penjara tiga tahun karena terbukti melakukan makar.

Atas vonis makar ini, aktivis Papua dari kelompok lain lagi juga berdemo meminta Forkorus dkk dibebaskan dari penjara. Jika tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka akan meminta Mahkamah Internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda untuk turun tangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun