Sepanjang yang saya amati, dari sikap Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-Moon selama kunjungan resminya ke Indonesia baru-baru ini (tanggal 20-21 Maret 2012), tidak tampak adanya indikasi bahwa PBB menyikapi serius soal 'Negara' Papua Barat.
Sementara isu yang berkembang di Tanah Papua, seakan-akan wilayah itu sebentar lagi akan mengikuti jejak Sudan Selatan yang baru merdeka akhir tahun lalu. Para aktivis Papua menggembar-gemborkan bahwa Sekretariat PBB sudah menerima pendaftaran ‘Negara Federasi Republik Papua Barat’ (NFRPB) yang didaftarkan oleh Forkorus Yaboisembut dkk selaku proklamator ‘negara’ tersebut, dengan nomor register pendaftaran dari Sekretariat PBB nomor : Rr. 827567846 BT.
Padahal faktanya, Pimpinan tertinggi PBB itu jelas tak tahu adanya deklarasi NFRPB di Tanah Papua, karena proses mendirikan sebuah negara baru punya standar baku di dunia internasional.
Sekjen PBB Ban Ki-Moon dalam pembicaraannya dengan Presiden SBY di Jakarta dua hari lalu, tampak sangat menghargai sikap Pemerintah Indonesia yang oleh konstitusi negara ini diwajibkan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Indonesia.
Lebih dari itu, kunjungan Sekjen PBB kali ini sekaligus juga mau mengukuhkan adanyapeningkatan hubungan bilateral Indonesia-PBB dalam kerangka kerjasama strategis. PBB membutuhkan peran aktif Indonesia untuk menjadi fasilitator penciptaan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Sedangkan di tingkat perdamaian dunia, Sekjen PBB memberikan apresiasi positif bagi pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang sudah banyak terlibat dalam misi-misi sulit PBB di Bosnia, Libanon, Haiti, Sudan dan di wilayah-wilayah konflik lainnya.Menurut Ban Ki-Moon, pasukan perdamaian PBB asal Indonesia telah bekerja dengan baik dan penuh kasih sayang.
http://zonadamai.wordpress.com/2012/03/18/ban-ki-moon-akan-bahas-pasukan-ri-di-pbb/
Kesaksian Tiga Tokoh Papua dari Swiss
Gelagat yang diperlihatkan oleh Sekjen PBB ini setidaknya telah membenarkan kesaksian tiga tokoh Papua yaitu Ferry Marisan, Leonard Imbiridan Paul Mambrasar yang saat ini kebetulan sedang berada di Genewa, Swiss (dari tgl 27 Februari-23 Maret 2012) untuk mengikuti training Human Rights Defender. Bertepatan saat itu ada Sidang ke 19 Dewan HAM PBB (19th Session United Nations Human Rights Council).
“Kami sedang mengikuti Sidang ini secara seksama, tetapi tidak ada satupun negara di dunia bicara soal pendaftaran Negara Federasi Republik Papua Barat di Dewan HAM PBB.Masalah yang sedang ramai dibahas dalam sidang ini adalah SYRIA, IRAN dan Sri Lanka. Perlu saya jelaskan bahwa, kami bertiga ada di GENEVA, SWITZERLAND karna diundang oleh GENEVA HUMAN RIGHTS GLOBAL TRAINING, untuk mengikuti Training Human Rights Defender, tetapi kami diberi waktu dari siang jam 11-06 sore untuk hadir dalam Sidang Dewan HAM untuk ikut mendengar apa yang DIPERDEBATKAN OLEH para Menteri dari negara anggota Dewan HAM PBB.Oleh sebab itu saya memberi informasi ini sesuai dengan apa yang saya lihat, dengar dan baca dari semua statement yg di sampaikan oleh negara anggota Dewan HAM PBB”.
http://politik.kompasiana.com/2012/03/07/kesaksian-tiga-tokoh-papua-dari-geneva-switzerland/
Fakta-fakta di atas semoga bisa membuka mata warga Papua untuk tidak mudah percaya pada janji-janji kosong para aktivis Papua tentang papua merdeka yang tidak jelas itu. Lebih baik energi kita difokuskan untuk membangun kampung kita agar semakin maju dan sejahtera.