Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Monolog untuk Hujan

6 Juli 2013   05:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57 332 0

Malam ini aku duduk di kursi rotan yang terdapat di ruang tamu. Di tangan sudah tergenggam secangkir teh panas untuk mengusir dingin yang menusuk tulang. Sesekali aku tatap atap rumahku yang terdiri dari susunan seng berkarat termakan usia. Berisik sekali. Titik-titik hujan yang menendang atap bertubi-tubi membuat pekak telingaku. Pasangan petir dan angin kencang juga terkadang menyapa sehingga membuatku terkejut bahkan bergidik takut. Aku hirup sedikit demi sedikit teh panas untuk menenangkan diriku. Suasana ini membuat ingatanku akan hujan menjadi tersusun rapi dan meminta untuk dibuka kembali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun