Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Aib, Topeng dan ke-Nista-an

16 Desember 2010   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 253 0
Selama sepuluh tahun terakhir ini Greg hidup dalam dusta yang dibuat sendiri.  Orangtua-nya menginginkan anak lelaki yang tampan dan dibanggakan  itu menyelesaikan kuliah tepat waktu, bekerja serta menikah dan punya anak.  Keluarga ku bukan dari golongan kaya yang mampu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah elite, tapi dengan tegar Ayah yang sangat aku banggakan mampu membiayai seluruh biaya pendidikan anak-anaknya hanya dengan penghasilan ia sebagai pegawai PNS yang pas-pas an untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Greg sudah mengetahui bahwa dirinya tidak sempurna, bahkan sebagai  penyuka sesama jenis ini  sudah menyadari ketidak stabil-an hidupnya saat usia nya menginjak angka 9 . Greg lebih suka memandangi pelatih olahraga yang berbadan kekar dan ateltis serta keringat yang membanjiri tubuhnya serta mem-bau-i tetesan air yang dikucurkan di dadanya yang bidang, ketimbang mengusili teman-teman perempuan dengan rautan bundar bercermin dan mengintip warna dari pakaian dalamnya dari celah kaca yang yang sengaja mereka taruh persis dibawah bangku sekolah.

Banyak teman sebaya-nya yang serta merta mengolok-ngolok begitu mereka mengetahui warna dari jenis celana dalam yang teman-teman perempuan gunakan, seringkali hal itu membuat muka mereka merah padam serta tidak lama akan tampak keluar tetesan airmata di pelupuk matanya. Permainan yang aneh menurut-nya serta buang-buang waktu.

Sedangkan yang ia perbuat masih terus sama yaitu berkutat memandangi si pelatih olahraga yang tampak lebih sexy dengan tubuh dengan peluh yang membanjiri kaos olahraganya  serta aroma yang tercium segar di cuping hidung.. serta merta membuat cuping hidung bergerak-gerak membau-i serta mengikuti irama si pelatih saat men-dribble bola basket saat akan melompat dan memasukkan bola itu ke lubang berjaring diatas papan yang bertengger kuat itu di halaman sekolah.

Tentu Greg tidak mau mengakui ketidak stabil-an hormon nya terhadap siapapun, bahkan kepada sahabat nya sendiri, wong pada orangtua-nya pun ia sembunyikan rahasia itu.  Ia terus menyimpan kebobrokan diri hingga  duduk di bangku universitas.

Sengaja Ia tunjukkan sikap don juan dengan menyukai wanita serta penikmat sex dengan perempuan manapun, malah Greg telah mengembara di pelukan tante-tante dengan rambut dan sasak-an yang tinggi, berperawakan gemuk dan rela menghamburkan lembaran demi lembaran seratus ribu rupiah asal ia mampu mengimbangi kekuatan sex yang perempuan tua dambakan selama ini.

Namun semua ini hanyalah kepalsuan belaka, walau ia mampu memenuhi kepuasan para wanita disisi-nya tidak lah membuat bathin Greg terpuaskan. Bukan itu yang ia butuhkan, ia hanya mengelabui pikiran-pikiran kerdil di otak teman lelaki yang selama ini meragukan sifat jantan dan tingkah laku yang Greg tampilkan saat menghabiskan waktu senggang nya bersama mereka. Banyak temannya yang bergunjing bahwa Greg bukan penikmat sex dengan wanita, tapi Ia sebenarnya penyuka sesama jenis. Greg homo.

Sikaf defensif nya pun ia tunjukkan dengan memamerkan bahwa ia mampu menaklukkan tante Joyce yang belakangan ini jadi pergunjingan teman-temannya. Tante Joyce walaupun usianya sudah menginjak kepala lima, tapi bentuk badannya masih bohay dengan  lekak-lekuk tubuhnya yang aduhai terlihat dari kemeja sutra yang ia kenakan saat melintas di depan segerombolan teman-teman Greg saat beradu cerita.

Ia berani meladeni taruhan sekelompok gank-nya bahwa siapa yang dapat  menaklukkan tante Joyce bisa membawa pulang sebuah motor honda scoopy berwarna putih kecoklatan.  Tak dipedulikan cemooh-an kawan-kawan saat ia mengajukan dirinya untuk memenangkan taruhan itu.

"hahaha Greg.. loe yakin bisa meladeni birahi tante Joyce yang bohay dan mampu bergulat selama ber-jam-jam? " ujar seorang kawannya yang meragukan kemampuan Greg dalam menggaet janda kaya nan cantik itu.  Sementara beberapa bisikan nakal pun menyertai riuh tawa yang berkumandang di ruang tempat mereka kongkow.

Sementara itu Udin yang terkenal paling punya bacot pun teriak mentertawai lagak Greg yang sok mampu dengan kepiawaian yang ia tunjukkan dihadapan mereka. " Loe kan selama ini tidak terlihat jalan bergandengan tangan dengan wanita kampus manapun, masa loe nekat terima tawaran ini untuk menggandeng Tante Joyce?? belum tentu lagi bro dia melirik dan mau diajak tidur?" ujarnya blak-blakan tanpa malu saat  berpuluh mata memandang sinis pada mereka.

Greg serta merta membusungkan dadanya dan berteriak lantang " Tenang.. gue berani terima taruhan yang loe tawarkan.. kalo gue mampu, gue bawa pulang ya scoopy ini, lumayan buat adik gue saat ia butuh kendaraan untuk pergi kuliah" ujarnya dengan sok jumawa.

"Oke deal! teriak si Udin saat itu juga.. " kalo loe ga berhasil meniduri si tante, loe kudu kasih scoopy yang masih gres yang ada di show room Honda yah?" Awas kalau gagal, gue kejar kemanapun jatah gue" tambah Udin sewot. Udin jelas merasa tertohok, karena secara tampang, ia kalah telak... Uding berperawakan kerempeng, muka dipenuhi bintik bintik yang menyerupai jerawat yang tak kunjung sembuh walau ia sudah berkunjung dari satu dokter ke dokter yang lain.  Sementara Greg, dari namanya saja orang juga sudah menduga bahwa ia ada keturunan blasteran, entah darimana tapi memang tampangnya kebule-bule-an.

Selang beberapa bulan, Greg dengan pongahnya melintasi segerombolan kawan-kawannya dengan menggandeng tante Joyce yang terlihat mesra dan menyenderkan separuh beban tubuhnya yang sexy itu ke badan Greg yang tegap.  suit suit nyaring pun terdengar bersahutan mengiringi langkah mereka serta berpuluh-puluh pandangan mata yang melongo saat Greg mencium bibir penuh Joyce dengan penuh gairah membara.

Ya, Greg mampu memenangi taruhan dan mendapatkan sepeda motor cantik itu sebagai hadiah  untuk adik tercinta nya dan mematahkan pikiran kerdil temannya.  Greg akhirnya berhasil menyandang gelar Don Juan di kampus tercintanya dan menghapus segala julukan bahwa ia homo. Greg normal dan sukses besar mengantarkan ia bekerja di kantor forex sebagai treasury di bilangan segitiga emas, berkat bantuan tante Joyce saat ia menamatkan kuliah dan menyandang gelar sarjana.

Greg bisa berbangga hati saat ia mampu menunjukkan jati dirinya di mata orangtua serta adik-adiknya bahwa ia tidak mengecewakan harapan mereka, ia mampu menamatkan kuliah pas lima tahun,  langsung bekerja di perusahaan yang bonafid dan yang  sangat dibanggakan, ia mampu menutupi dirinya sebagai penyuka sesama jenis serta menikahi gadis tetangga rumahnya sebagai istrinya.

Joane nama gadis tetangga itu, tak ubahnya seperti perempuan pada umumnya, hanya lebih lugu serta ceria karena senyum yang selalu menghiasi bibirnya.  Ia menyukai Joane karena kepolosannya. Mungkin ia tidak pernah menyangka atau mungkin tidak pernah terlintas di benaknya sedikitpun bahwa suami-nya adalah pemuja lelaki.

Harus diakui bahwa permainan lakon Greg selama ini perfect, bila ia berhadapan dengan Joane, ia bersikap layaknya gentleman sejati, menjemputnya, membukakan pintu mobil untuknya, membelikan bunga hingga membuahinya serta memberikan sepasang bayi kembar untuk menemani hari-hari Joane di rumah.

Kepolosannya itulah yang membuat Greg bangga karena ia tentu tidak mengetahui niat terselubung dibalik itu, semua berjalan lancar. Greg jelas butuh istri untuk menutupi kebobrokan dirinya sebagai homosexual, semua tindak tanduknya makin samar dimata umum.

Perkawinannya tidak membuat bahagia,  bathinnya terus tersiksa, selalu bermain sandiwara untuk menutup semua aib dimata orang banyak dan kedua orangtua serta rekan bisnisnya.

Dibalik itu,  saat Greg dinas keluar kota, kedoknya terbuka dengan liar.. ia tidak malu mengakui bahwa dirinya homo. Ia dengan gampangnya keluar masuk dari bar homo ke bar yang lain untuk mencari mangsa. Keterlenaannya membuat dirinya lengah, ia bercumbu dengan lelaki yang berperawakan kekar, memuaskan seluruh energi nya yang selama ini dipendamnya. Tak dipedulikan lagi keadaan disekelilingnya,  saat sang kekasih lelakinya memberikan serbuk putih dan menaruhnya di tepi hidungnya pun ia hirup, fly bersamanya membuat kebebasan Greg terbuka lapang. Sesekali ia menuangkan cairan alkhohol ke mulutnya untuk menambah rasa nikmat dan melayang terayun-ayun di langit ketujuh.

Fly, terlena, mabuk oleh asmara serta ciuman yang bertubi-tubi ia berikan pada lelaki itu sebagai bentuk kemenangan untuk merayakan kebebasan yang dapat ia raih,  begitu bebas melampiaskan seluruh kelaki-laki-an-nya dengan sang kekasih hingga tanpa sadar dengan mata yang berat serta tubuh yang lelah, lunglai antara sadar dan tidak aku menatap nanar pada sosok yang sangat kukenal serta kukagumi selama ini. Ayahku.

Tampak ayah menatap lunglai di hadapanku yang saat itu sedang berada di pelukan lelaki berbadan besar dan berbulu itu membuatku mengatupkan bibir rapat-rapat menahan gemeretak tubuh, malu akan kedok yang selama ini ku tutupi dan bertahun-tahun sudah dikubur nya aib itu.

Maafkan aku, Ayah...  aku bukan lah lelaki sejati dan sempurna seperti harapan mu..  aku hanya lah seonggok daging dalam diri seorang pria yang juga penyuka pria.

Untuk sahabatku, bajingan dan almarhum Nanang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun