Aku melakukan affair dengan dua orang sekaligus pada saat yang bersamaan.
Aku bertemu Gerhana yang terpaut delapan tahun dari usiaku dan dikenalkan melalui keringanan seorang kawan lama yang tahu bahwa aku sedang menjomblo. Ia berusaha menjodohkanku dengan sahabat semasa kecilnya yang waktu itu tinggal sekompleks dengannya.Tanpa ia menyelidiki dulu status sohibnya.
Gerhana menelponku di suatu senja yang temaram, obrolan kami begitu larut dalam kegembiraan. Ia membawaku berpergian dengan motor trailnya yang single seater berwarna kuning mencolok. Sementara aku dengan bujur yang lebar berusaha menyesaki tempat yang sudah diduduki dahulu oleh Gerhana. Ia mengajakku berwisata ke puncak gunung, memandang gemerlap lampu dari ketinggian di warung jagung bakar tempat kita memadu kasih.
Pada awal hubungan, Gerhana sangat memanjakanku, menyenangkan dan bersikap over protective juga posesif terhadapku.Ia tidak suka bila aku lebih banyak teman pria daripada wanita nya. Waktu itu aku tidak keberatan saat ia mengungkapkannya. Aku pun tidak begitu peduli dengan dua sifat negatifnya karena aku begitu mabuk kepayang dengan perhatian yang ia berikan selama hubungan percintaan kami. Kasih yang ia berikan padaku begitu berlimpah membuat dahagaku terpenuhi, satu kebutuhan dasar yang tidak kudapatkan saat kanak kanak.
Aku adalah wanita berprofesi event organizer kawakan yang mempunyai banyak kolega dari segala penjuru. Aku ekstrovert dan suka memanjakan teman temanku dengan hidangan yang ku olah sendiri. Aku terpuaskan secara sexual dengan Gerhana.. Setelah berkencan selama 16 bulan, aku menjalin hubungan singkat dengan lelaki tua berpangkat jendral, berlimpah harta dan juga penuh 'wiron' di sekujur tubuhnya.
Ia menabrakku saat kami bertemu di kedai kopi favoritku. Ia menumpahkan secangkir kopi panas di dadaku yang membuat baju kerjaku berantakan. Aku tau ia tidak sengaja mencelakakanku begitu saja.
Itu perkenalan singkat yang berakhir istimewa. Ia menyayangi juga memanjakan seperti anak-anaknya yang lain. Aku diperlakukan sama seperti putri kandungnya tanpa pernah ada cumbuan sekalipun. Aku mendapatkan kepuasan yang berbeda dari keduanya dan susah untuk dilepaskan berbarengan. Aku harus memilih salah satu, antara Gerhana atau bapak
Aku tidak ingin Gerhana mengetahui kedekatanku dengan lelaki lain dari orang dan bukan dari mulutku sendiri.
Tak dapat ku buat keputusan apapun, karena kupikir hubunganku dengan bapak hanyalah kenyamanan dan ketentraman layaknya seorang ayah terhadap anak perempuannya.
Dengan keberanian yang tipis, aku mengakui kedekatanku dengan si bapak pada Gerhana, bukan untuk membuatnya cemburu atau bahkan melukainya tapi karena aku menghormatinya.
Gerhana langsung murka dan berteriak dengan penuh kemarahan, "aku harus mencari si bangsat itu!" dia mulai memburuku dengan memuntahkan pertanyaan yang menyelidik.
Dia mulai dengan pertanyaan "berapa banyak pria yang telah ku kencani selama ini". Saat aku ragu, ia mulai mencengkram kerah bajuku dan mendekatkan mukanya percis satu centi di hadapanku.
Ia bertanya, "sejak kapan aku melakukan hubungan"Â juga "apakah aku punya teman kencan lebih dari jumlah jari yang ia miliki".
Gerhana berprasangka dan berpikiran kotor terhadapku.jawaban jujurku dimentahkan kembali olehnya. Aku mengatakan A tapi ia mendengar B.
Makin tersulutlah amarahnya. Ia mengejarku sementara aku berlari menghindar dari cengkramannya. Gerhana berteriak penuh dendam bahwa siapapun lelaki yang dekat denganku akan mati sia sia.
Aku terpekur mendengarnya dan berhenti mendadak serta membiarkan ia mencengkram, menampar, menyobek dengan kasar kemejaku dengan sepuasnya.
Aku biarkan tubuhku menjadi sandsag untuknya meluapkan semua letupan amarahnya.
Dengan kasar dan kesetanan ia meninju, menendang, menampar juga menjedukan kepalaku ke tembok hingga darah mengalir dari kepala, muka, bibir, pupil...
Aku tidak berusaha melawan karena aku tidak ingin si bapak celaka karena menyayangiku.
Aku tidak mempedulikan rasa sakit yang datang bertubi-tubi. Mungkin salahku terlalu terbuka untuk menceritakan semuanya ke Gerhana.