Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Kunjungan Mahasiswa KKN Reguler Ke 83 Posko 18 UIN Walisongo Ke Kopi Alas Khas Desa Limbangan

24 Oktober 2024   21:28 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:55 130 0

Semarang, 21 Oktober 2024 - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke "Kopi Alas" usaha kopi lokal yang didirikan oleh Pak Budi Siswanto pada tahun 2019. Kunjungan ini dilakukan untuk menjalankan program kerja yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi sosial berbasis kearifan lokal bagi UMKM di Desa Limbangan, terutama pada usaha "Kopi Alas". Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk membangun kerja sama dalam meningkatkan kualitas dan memperluas jangkauan produk, sehingga lebih dikenal oleh banyak orang. Dengan demikian, Desa Limbangan diharapkan menjadi terkenal karena memiliki produk khas berupa "Kopi Alas"

Proses Produksi dan Kualitas Kopi

Kopi Alas memproduksi empat jenis kopi utama, yakni robusta, arabica, excelsa, dan fermentasi yang masing-masing memiliki karakteristik rasa berbeda. Robusta, yang dikenal memiliki citarasa yang lebih pahit, merupakan jenis dominan yang ditanam di kebun. Arabica, yang memiliki kandungan asam tinggi, sementara excelsa, juga dikenal dengan cita rasa asam, serta lebih tahan terhadap musim kemarau.

Biji kopi disortir secara manual berdasarkan kualitasnya. Terdapat tiga kategori utama, yaitu kopi pilihan dengan biji berwarna merah, kopi pilihan dengan biji berwarna merah dan hijau, serta biji kopi yang pecah. Meski diproduksi dari biji kopi yang sama, perbedaan rasa sangat terasa di antara kopi merah, hijau, dan pecahan. "Aroma dan cita rasa kopi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tanaman kopi," ujar Pak Budi.

Proses Pengolahan Tradisional

Proses produksi di Kopi Alas sebagian besar masih dilakukan secara manual, dari pemilihan hingga pemetikan biji kopi. Kopi dipetik pada bulan Agustus ketika 80-90% biji sudah berwarna merah. Biji kopi kemudian dicuci, dan biji yang mengapung akan dipisahkan. Setelah pencucian, biji kopi dikeringkan di ruang tertutup untuk menjaga aroma tetap terjaga. Proses roasting, yang dilakukan berdasarkan pesanan pelanggan, melibatkan waktu pemanasan sekitar 30 menit.

Penjualan dan Pemasaran

Distribusi kopi Alas Budi telah mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Penjualan dilakukan secara online melalui WhatsApp, dengan pilihan produk berupa biji kopi panggang (roast bean) atau kopi bubuk, di mana harga keduanya sama. Terdapat perbedaan harga diantara berbagai jenis kopi diantaranya kopi robusta Rp. 35. 000/ 200gram, kopi arabika Rp.65.000/ 200gram, dan kopi exelsa Rp. 45.000/ 200gram. Usaha ini pertama kali dipromosikan pada tahun 2019 di Jakarta.

Menariknya, bagi pelanggan setia yang rutin membeli setiap bulan, Kopi Alas memberikan hadiah berupa mug sebagai bentuk apresiasi. Selain itu, ada juga promo menarik berupa 1 gelas cantik untuk pembelian minimal 5 paket kopi.

Seperti banyak usaha kopi lokal lainnya, Kopi Alas juga menghadapi tantangan, salah satunya adalah serangan penggerek buah kopi yang dapat menyebabkan biji kopi berwarna hitam. Namun, dengan perawatan intensif seperti pemangkasan daun dan pucuk, serta penggunaan pupuk kandang, Pak Budi optimis mampu menjaga kualitas tanaman kopi tetap baik.

Dengan kunjungan KKN UIN Walisongo ini, Pak Budi berharap semakin banyak masyarakat yang mengenal dan mendukung kopi lokal berkualitas, sehingga brand Kopi Alas semakin dikenal luas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun