Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tes Kesabaran Lebih Sulit Daripada Interview

24 Maret 2014   18:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 92 0
Hari kamis kemarin (20 Maret 2014), saya mendapatkan sms yang sudah hampir 5 bulan saya tunggu-tunggu. Bukan dari pacar atau yang lain, melainkan dari sebuah perusahaan swasta yang mengundang saya untuk interview. Membaca sms itu, hati saya langsung senang, meskipun belum tentu saya diterima disana.

Perusahaan tersebut mengundang saya untuk interview pada hari Jum'at (21 Maret 2014), pukul 14.00 WIB di kawasan Rungkut Industri IV/17, Surabaya. Beberapa menit kemudian saya memberi tahu orang tua saya, pertama menyampaikan kabar tersebut, dan kedua minta uang saku untuk pergi menghadiri undangan tersebut. Alhamdulilah, beliau mengizinkan dan memberiku uang saku.

Ba'da Magrib, saya berangkat dari rumah menuju Kabupaten Nganjuk. Mengapa saya ke Nganjuk dulu, kok tidak langsung ke Surabaya? Karena dari Nganjuk ada teman yang juga akan interview di perusahaan yang sama dan akan diantar oleh saudara yang tinggal di Nganjuk. Sebelum berangkat, tak lupa saya berpamitan kepada orang tua, dan keluarga yang ada di rumah, memohon do'a restu supaya ujian saya lancar.

Dari rumah menuju terminal Gayatri Tulungagung, saya naik motor bututku yang semasa Kuliah selalu menemaniku Pulang Pergi (PP) dari rumah ke kampus begitupun sebaliknya. Kira-kira sudah berjalan 1 km dari rumah, lampu motor utamaku (jarak dekat) tiba-tiba mati. Tapi saya hiraukan, karena lampu jarak jauhnya masih menyala. 5 km saya berkendara, tiba-tiba lampu jarak jauhnya juga ikut mati. Tapi, itupun juga saya hiraukan, karena masih ada lampu kota.

Untuk memberi tanda kepada pengendara lain kalau lampu motor saya mati, saya nyalakan lampu resteng (bahasa populernya). Kecepatan sedikit saya kurangi, karena jalan banyak yang berlubang, dan tak terlihat oleh kedua mata saya. 15 km perjalanan, kira-kira sudah di dekat kampus saya kuliah dulu tiba-tiba lampu kota satu persatu ikutan mati. Dalam hati saya bertanya," Ya Alloh, pertanda apa ini?". Tetapi saya mencoba untuk tetap positif tinking. Yang menyala sekarang hanyalah lampu resteng.

Alhamdulilah, dengan hanya mengandalkan lampu resteng untuk membantu saya berkendara. Sampailah di terminal Gayatri Tulungagung, kira-kira pukul 19.00 WIB saya sampai diterminal tulungagung. Saya menitipkan motor saya di salah satu penitipan motor, kemudian masuk terminal untuk mencari bus. Dari Tulungagung memang tidak ada bus jurusan Nganjuk. Saya mencari bus jurusan Surabaya, dan nanti oper di Bra'an, Kertosono.

Di dalam terminal, cuma ada bus jurusan Surabaya. Yang satu Bus Patas, dan satunya Bus kelas ekonomi. Saya memilih bus ekonomi untuk sedikit mengirit uang saku saya. Lama bus tersebut tidak berangkat-berangkat. Kata salah satu penumpang yang mau pulang ke Kediri. "Bus nya berangkat Pukul 20.00 WIB mas". 1 jam saya tunggu dengan salah satu penumpang yang baru saja interview dari Malang. Kami isi dengan obrolan seputar pekerjaan.

1 Jam kemudian, bus pun berangkat. Tidak seperti biasanya, sopir bus membawa busnya dengan cepat dan ugal-ugalan. Sopir bus yang masih muda ini, membawa busnya sangat pelan dengan di sambi (dalam bahasa jawanya) smsan dan telfon-telfon an (Mungkin debgan pacarnya). Perjalanan dari Tulungagung ke Bra'an, Kertosono yang biasanya memakan waktu 2 jam. Ini sampai 2 jam setengah.

Pukul 22.30 WIB saya sampai di Bra'an, Kertosono dan langsung mencari bus jurusan Jogjakarta, yang nantinya saya turun di terminal Nganjuk. Setengah jam kemudian sampai diterminal Nganjuk, dan saya sudah ditunggu oleh saudara yang memang sengaja menjemput saya. Setengah jam kemudian, saya tiba di rumahnya. Karena fisik sudah cukup lelah, saya langsung tidur, karena besok rute yang lebih jauh sudah menanti.

Keesokan harinya, (Jum'at, 21 Maret 2014) saya berangkat ke Surabaya dengan ditemani oleh Saudara. Ba'da Shubuh saya berangkat. Tidak langsung ke Surabaya, kami singgah dulu di rumah teman yang juga akan interview disana. Di tengah perjalanan, gerimis hujan turun. Meskipun gerimis, membuat baju dan sepatuku sedikit basah.

1 setengah jam kemudian, kami berangkat bersama dan sampai di Surabaya pukul 11.00 WIB. Untuk menunggu pukul 14.00 WIB, kami istirahat dulu di kost an teman yang juga kerja di sana. Pukul 13.00 kami berangkat bersama menuju perusahaan yang mengundang kami. 15 menit kemudian kami di panggil untuk masuk di  salah satu ruang. HRD memberikan formulir untuk kami isi. 10 menit waktu yang beliau berikan untuk mengisi formulir tersebut.

Setelah selesai, HRD menyuruh kami keluar dulu dan nanti akan memanggil kami satu persatu. 10 menit kemudian saya dipanggil. Pertanyaan tidak sesulit yang saya bayangkan. Interview hanya berlangsung kurang lebih 5 menit. HRD bilang kalau lowongan disini adanya cuma borongan di bagian produksi. Perusahaan cuma membutuhkan satu bulan. Saya berfikir, "mungkin ini hanyalah pertanyaan jebakan untuk mengetes keseriusan saya bekerja di perusahaan ini." Tanpa berfikir panjang saya menyanggupinya. Bagi saya, meskipun di posisikan di bagian produksi tidak apa-apa. Untuk menambah pengalaman. HRD bilang ke saya, katanya "Nanti saya rapatkan dulu dengan bagian Produksi mas, dan nanti kalau diterima, kami akan menghubungi anda lagi." Dalah hati saya, "Menunggu lagi, menunggu lagu."

Dari cerita saya di atas, tes yang sebenarnya bukanlah interview. Tetapi tes kesabaran (Dari proses melamar, menunggu dipanggil, dan tes kesabaran menuju perjalanan ke perusahaan lah yang lebih sulit dan cukup membuat frustasi)

Vitrotul Anwar Dasuki

Tulungagung, 24 Maret 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun