Sungguh, aku tidak rela. Bersama-sama menatap langit dan kamu sedang menggandeng tangannya. Walau aku tak melihatnya, tapi pasti itu yang sedang kalian lakukan. Benar-benar tidak menyenangkan, memiliki rasa kepada seseorang tetapi sudah memiliki kekasih hati. Padahal aku yang sudah setia menunggu, ternyata malah dia yang kamu pilih.
Aku hanya menjadi pelangi, ketika dia memberi hujan kepadamu. Kamu selalu saja mencoba berlari kearahku, padahal aku sedang ditahap melupakanmu. Kamu datang tanpa dosa, menanyakanku kabar dan mengetikkan kata "rindu". Kala itu hatiku bergetar, bibirku gemetar dan tanpa tersadar air mataku menetes perlahan. Dalam hati aku bertanya, "Tidak puaskah kamu dengan semua yang telah kamu miliki? Mengapa kamu selalu datang kepadaku? Aku bukan malaikat. Hatiku juga sakit ketika mendengar kamu bersama dia". Aku menghapus air mataku, dan aku membalas ketikannya dengan kata-kata " Apa lagi yang belum kamu dapatkan darinya? Hingga kamu harus menjilat ludahmu sendiri?
Saat ini, aku hanya ingin bisa melupakan kamu. Kamu, yang ingin aku lihat bahagia meski tanpa aku. Aku, yang ingin bisa melihatmu tersenyum tanpa menangis didalam hati ketika kamu bersama dia. Aku ingin membuang rasaku, aku ingin kembali seperti dulu. Aku juga ingin ikut bahagia, dengan memiliki seseorang yang bisa aku bagikan keluh kesahku. Biarkan aku melangkah sendiri. Dan kamu hanya boleh menontonku dari jauh, bila kelak aku sudah bisa tersenyum lebar tanpa kamu.