“Kemana mereka” batinku berkata.
Aku terus melanjutkan langkahku menuju sekolah, seperti biasa lima belas menit sebelum bel sekolah bunyi aku sudah tiba di sekolah.
“Ada apa ini?” kataku lirih begitu melihat kerumunan siswa di depan kantor guru. Aku ikut berjalan mengikuti arus. Hingga aku tiba tepat di depan kantor guru. Ikut berdesak-desakan.
“Hey, berhentilah mendorongku” ucapku dengan nada tinggi pada seseorang di sebelahku. Aku yang lelah akhirnya bisa keluar dari kerumunan itu dan sampai di depan kelas.
“Tumben kamu berantakan” kata Dian teman sekelasku.
“Gimana ngak berantakan kalo aku harus nerobos kerumunan anak-anak di depan” keluhku.
“Oh, masih belum pada bubar?” tanya Dian.
“Jadi kerumunan itu udah dari tadi?” tanyaku, Dian menggangguk pelan.
“Emang apa sih yang buat mereka berdesak-desakan di sana?” aku bertanya lagi.
“Denger-denger sih ada cowok cakep, dia baru pindah ke sini” kata Dian. Aku tersenyum kecut mendengar penyebab kericuhan di depan.