Laut itu rendah hati menampung apa saja yang datang padanya, bukan dimuntahkan. Walaupun laut sudah asin, dan ketika dikirimi garam, ga ada tuh garam itu dilemparkan kembali ke darat. Jadi apa yang salah bila berbagi di tengah-tengah orang-orang yang pinter?
Jangan lupa, belajar menjadi pinter sampai akhir hayat, belajar sepanjang hidup, dengan terus menggali kebenaran dari apa dan siapapun. Orang yang berhenti belajar, termasuk orang sombong, kenapa? Karena merasa diri sudah pinter dan mumpuni, padahal ibaratnya, baru dapat setetes air yang nempel di ujung slilit gigi yang dicelup ke Samudera yang sangat luas.
Jadi ilmu yang dimiliki hanya sedikit sekali dibandingkan luasnya ilmu pengetahuan. Maka biasanya orang pinter itu selalu rendah hati, merunduk bagai ilmu padi. Semakin berisi semakin merendah, tidak penuh dengan emosi. Yang dikedepankan hati, bukan emosi, dengan logika yang berisi, bukan argumentasi yang menyerang pribadi.
Bukankah orang pinter yang paling haus akan ilmu, karena merasa diri belum apa-apa, masih terus aja menggali ilmu dengan membaca buku-buku yang bidangnya atau membaca buku-buku yang bukan keahlianya, berdiskusi dengan kelompok-kelompok kajian ilmu dan seterusnya.
Dan " kebenaran dari manapun datangnya ambil" bukankah pesan Nabi begitu? " Jangan dilihat siapa yg mengatakan, tapi lihat apa yg dikatakannya" kata Ali bin Abi Tholib. Bila benar sesuai dg Al Quran dan hadist, ambillah. Bila tidak, ya buang aja. Mudah bukan? Jadi biasakan berpikir positif, jangan focus pada yang negatif. Trims.